Pages

Friday, June 24, 2016

Sejarah Pacitan Dan Tempat Wisatanya



Sebagian orang berpendapat asal nama Kabupaten Pacitan berasal dari kata Pacitan yang berarti camilan, sedap-sedapan, tambul, yaitu makanan kecil yang tidak sampai mengenyangkan. Hal ini disebabkan daerah Pacitan merupakan daerah minus, sehingga untuk memenuhi kebutuhan pangan warganya tidak sampai mengenyangkan; tidak cukup (pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) nama tersebut telah muncul dalam babat Momana).
Kota pacitan adalah sebuah kota yang berada di pulau jawa. Pacitan adalah sebuah kota yang berada di karesidenan madiun pada abad ke XV di pacitan telah berkembang agama hindu dan Budha yang berkiblat kepada Kerajaaan Majapahit yang dipimpin oleh ki ageng buwono keling yang bertempat tinggal di Jati Kecamatan Kebonagung (Drs. Ronggosaputro;1980)
Sedangkan islam dipacitan dibawa oleh Ki Ageng Petung (Kyai Siti Geseng) bersama Syeh Maulana Magribi dan Kyai Ampok Boyo (Kyai Ageng Posong) dibantu Kyai Menaksopal dari Trenggalek.
Beberapa prasasti juga ditemukan prasasti jawa kuno yang memperkuat asumsi bahwa Ki Ageng Buwono Keling merupakan penguasa di wengker kidul.
PRASASTI JAWA KUNO
JA PURA PURAKSARA ERESTHA
BHUWANA KELING ABHIYANA
JUWANA SIDDHIM SAMAGANAYA
BHIJNA TABHA MINIGVAZAH
RATNA KARA PRAMANANTU
Artinya : dahulu ada seorang pendekar ternama bernama buwono keling yang telah mencapai kesempurnaan, dalam ilmu kebathinan dan kekebalan. Seorang guru diantara orang bijaksana dan beliau inilah yang menjadi perintis dan pemakrarsa daerah sekitarnya.
Negeri buwana Keling terletak di (Jati Kec. Kebonagung) ± 7 km dari ibukota Pacitan sekarang yang disebut daerah wengker kidul atau daerah pesisir selatan.
Dan ketika dalam perang gerilya 1747-1749 (Perang Palihan Nagari (1746-1755) )melawan VOC Belanda, Pangeran Mangkubumi mengalami kekalahan, beliau disertai 12 orang pengikutnya terus mundur keselatan sambil mencari dukungan orang sakti untuk membantu perjuangan. Tanggal 25 Desember 1749 rombongan tersebut lemah lunglai, dan atas bantuan setroketipo beliau diberi sebuah minuman yaitu buah pace yang telah direndam dengan legen buah kelapa, dan seketika itu juga kekuatan Pangeran Mangkubumi pulih kembali. Daerah itu diingat dengan pace sapengetan dan dalam pembicaraan keseharian sering disingkat dengan pace-tan lalu menjadilah sebuah nama kabupaten Pacitan (Drs. Ronggosaputro;1980)
Setelah Pangeran Mangkubumi menjadi Hamenku Buwono I beliau memenuhi janjinya kepada para pengikutnya yang ketika itu ikut bergerilya. Setroketipo diangkat menjadi Bupati Pacitan ke-2 setelah sebelumnya dijabat oleh Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo .  Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo sebelumnya diangkat juga oleh  Pangeran Mangkubumi pada tanggal 17 Januari 1750 setelah beliau banyak membantu Pangeran Mangkubumi ketika bergerilya didaerah pacitan. Ketika itu Ngabehi Suromarto menjabat demang Nanggungan dan ketika diangkat bupati bergelar Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo.
Nama-nama orang yang pernah menjabat Bupati Pacitan :
1745-1750            : R.T.Notopoero (Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo).
1750-1757            : R.T.Notopoero (Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo).
1757-                     : R.T.Soerjonegoro I
1757-1812            : R.T.Setrowidjojo I (Setroketipo)
1812-                     : R.T.Setrowidjojo II ((3 bulan) R.M Lantjoer)
1812-1826            : M.T.Djogokarjo I (Jayaniman)
1826-                     : M.T.Djogonegoro (Mas Sumadiwiryo)
1826-1850            : M.T.Djogokarjo II (Mas Karyodipuro)
1850-1864            : R.T. Djogokarjo III (Mas Purbohadikaryo)
1866-1879            : R.Adipati Martohadinegoro (Raden Mas Cokrodipuro)
1879-1906            : R.T Martohadiwinoto (Mas Ngabehi Martohadiwinata)
1906-1933            : R.Adipati Harjo Tjokronegoro I (R.T. Cokrohadijoyo)
1933-1937            : kosong (pemerintahan sehari-hari oleh Patih Raden Prawirohadiwiryo)
1937-1942            : R.T.Soerjo Hadijokro (bupati terakhir masa pemerintahan Belanda)
1943-                     : Soekardiman
1944-1945            : MR.Soesanto Tirtoprodjo
1945-1946            : R.Soewondo
1946-1948            : Hoetomo
1948-1950            : Soebekti Poesponoto
1950-1956            : R.Anggris Joedoediprodjo
1956-1960            : R. Soekijoen Sastro Hadisewojo(bupati)
1957-1958            : R.Broto Miseno (Kepala Daerah Swantara II)
1958-1960            : Ali Moertadlo (Kepala Daerah)
1960-1964            : R.Katamsi Pringgodigdo
1964-1969            : Tedjosumarta
1969-1980            : R.Moch Koesnan
1980-1985            : Imam Hanafi
1985-1990            : H.Mochtar Abdul Kadir
1990-1995            : H. Soedjito
1995-2000            : Sutjipto. Hs
2000-2005            : H. Soetrisno
2005- …….           : H. Sujono.
Letak geografis..
Kabupaten Pacitan terletak di Pantai Selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah dan daerah Istimewa Yogyakarta merupakan pintu gerbang bagian barat dari Jawa Timur dengan kondisi fisik pegunungan kapur selatan yang membujur dari gunung kidul ke Kabupaten Trenggalek menghadap ke Samudera Indonesia.
Kabupaten Pacitan mempunyai luas wilayah 1.389,87 Km2 atau 138.987,16 Ha yang kondisi alamnya sebagian besar terdiri dari bukit-bukit yang mengelilingi kabupaten. Sedangkan wilayah kota Pacitan yang merupakan inti atau pusat pemerintahan berupa dataran rendah. Selebihnya berupa daerah pantai yang memanjang dari sebelah barat sampai timur di bagian selatan.
Pacitan adalah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Pacitan, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Pacitan adalah denyut nadi pemerintahan dan perekonomian kabupaten pacitan secara keseluruhan. Lansekap kota Pacitan terletak di lembah, di tepi Teluk Pacitan dan dialiri sungai Grindulu yang membentang dari wilayah selatan menuju pantai Teleng Ria.
Kabupaten Pacitan merupakan salah satu dari 38 Kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang terletak di bagian Selatan barat daya. Kabupaten Pacitan terletak di antara 1100 55′ – 1110 25′ Bujur timur dan 70 55′ – 80 17′ Lintang Selatan.
Dari aspek topografi menunjukkan bentang daratannya bervariasi dengan kemiringan sebagai berikut:
  1. 0-2 % meliputi ± 4,36 dari luas wilayah merupakan tepi pantai.
  2. 2-15 % meliputi ± 6,60 % dari luas wilayah baik untuk pertanian dan memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air.
  3. 15-40 % meliputi ± 25,87 dari luas wilayah sebaiknya untuk usaha tanaman tahunan.
  4. 40 % keatas meliputi ± 63,17 % dari luas wilayah merupakan daerah yang harus difungsikan sebagai daerah penyangga tanah dan air serta menjaga keseimbangan ekosistem di Kabupaten Pacitan.
Batas-batas Administrasi :
– sebelah Timur          : Kabupaten Trenggalek
– sebelah Selatan       :  Samudera Indonesia
– sebelah Barat           : Kabupaten Wonogiri ( Jawa Tengah )
– sebelah Utara           : Kabupaten Ponorogo
Bila ditinjau dari struktur dan jenis tanah terdiri dari Assosiasi Litosol Mediteran Merah, Aluvial kelabu endapan liat, Litosol campuran Tuf dengan Vulkan serta komplek Litosol Kemerahan yang ternyata di dalamnya banyak mengandung potensi bahan galian mineral. Pacitan disamping merupakan daerah pegunungan yang terletak pada ujung timur Pegunungan Seribu, juga berada pada bagian selatan Pulau Jawa dengan rentangan sekitar 80 km dan lebar 25 km. Tanah Pegunungan Seribu memiliki ciri khas yang tanahnya didominasi oleh endapan gamping bercampur koral dari kala Milosen (dimulai sekitar 21.000.000 – 10.000.000 tahun silam). Endapan itu kemudian mengalami pengangkatan pada kala Holosen, yaitu lapisan geologi yang paling muda dan paling singkat (sekitar 500.000 tahun silam – sekarang). Gejala-gejala kehidupan manusia muncul di permukaan bumi pada kala Plestosen, yaitu sekitar 1.000.000 tahun Sebelum Masehi.
Endapan-endapan itu kemudian tererosi oleh sungai maupun perembesan – perembesan air hingga membentuk suatu pemandangan KARST yang meliputi ribuan bukit kecil. Ciri-ciri pegunungan karst ialah berupa bukit-bukit berbentuk kerucut atau setengah bulatan.
Bersamaan dengan kala geologis tersebut, yakni pada zaman kwarter awal telah muncul di muka bumi ini jenis manusia pertama : Homo Sapiens, yang karena kelebihannya dalam menggunakan otak atau akal, secara berangsur-angsur kemudian menguasai alam sebagaimana tampak dari tahap-tahap perkembangan sosial dan kebudayaan yaitu dari hidup mengembara (nomaden) sebagai pengumpul makanan, menjadi setengah pengembara/menetap dengan kehidupan berburu, kemudian menetap dengan kehidupan penghasil makanan. Adapun tingkat kebudayaannya yaitu dari zaman batu tua (Palaeolithicum), zaman batu madia (Messolithicum), dan zaman batu muda (Neolithicum).
Obyek Pariwisata Kota Pacitan
Gua Gong
Goa Gong. Merupakan Goa yang mendapat predikat Goa terindah se – Asia Tenggara. Terletak di desa Bomo, Kecamatan Punung ini menawarkan sejuta pesona keindahan stalaktit dan stalakmitnya. Kalau mau melihat salah satu lokasi keajaiban bawah tanah, selayaknya kita melawat ke daerah Pacitan. Sebab di antara bukit-bukit gersangnya, ternyata tersimpan gua-gua eksotisme bawah tanah batuan gamping. Yang hanya akan meninggalkan jejak keindahan bagi mata yang pernah memandangnya. Deretan bukit batuan gamping menghiasi sepanjang kiri-kanan jalan. Jalan yang berkelok indah di sisi pinggir bukit membuat lintasan paralel menyusur di antara kehijauan pohon jati. Angin segar menerpa, di atas aspal baru. Mengantarkan kaki menuju parkiran wisata gua Gong, di Kabupaten Punung, Pacitan Jawa Timur.
Di sepanjang perjalanan menuju mulut gua, deretan kios pedagang makanan masih tertutup rapat. Mungkin karena saya datang bukan saat akhir minggu, jadi deretan kios ini terlihat menutup diri saja. Lagipula, memang tak banyak pengunjung yang datang saat itu. Hanya terlihat sekelompok pria dewasa, yang sepertinya hanya ingin melewati rasa penasarannya saja untuk melihat isi perut bumi di daerah desa Bomo ini.
Memasuki lorong pertama di gua ini, sudah terasa keindahan mulai memijar. Deretan straw (ornamen berbentuk seperti sedotan) berebut memenuhi langit-langit gua. Sebuah ungkapan selamat datang yang mahaindah bagi yang mengerti. Karena deretan straw tersebut bisa berarti sinyal pemberitahuan, mengenai lebatnya ornamen lain di dalamnya.
Benar saja, setelah melewati lorong straw, langsung mata ini disergap oleh puluhan bahkan ratusan ornamen gua yang berbeda tiap bentuknya. Teramat banyak saya kira, lebih banyak dari sekumpulan ornamen gua yang pernah saya lihat di gua-gua lainnya di tanah Jawa ini. Semua penuh memadati lorong menurun gua, menghiasi tiap meter sisi tangga. Menjadi hiasan yang tak terukur nilainya, karena tiap ornamen bisa jadi berumur ratusan tahun lamanya.
Saking banyaknya ornamen yang ada di dalam gua tersebut, sampai sulit rasanya menyebutkan satu per satu di sini. Yang paling saya ingat mungkin sekumpulan gourdyn raksasa, yang dipenuhi bintik mutiara di dalamnya. Titik-titik kecil tersebut seperti ribuan kunang-kunang saja layaknya. Suasana gua yang temaram makin menambah eksotis ribuan titik mutiara itu. Memenuhi tiap jengkal mata memandang, dan bila memejamkan mata, rasanya masih tertinggal ribuan titik mutiara tersebut memenuhi benak kepala.
Perjalanan masih terus memasuki lorong-lorong. Menembus di antara stalagmit dan stalagtit. Membentuk tiang-tiang tinggi penyangga lorong, mengukuhkan keberadaan mereka di sana. Diselang-selingi dengan tirai tipis batuan, menimbulkan kekaguman saat mencoba mengetuknya. Terdengar suara berdengung, yang menggema di seantero lorong. Rupanya inilah sebab mengapa gua ini disebut Gong. Karena tiap kita memukul bagian ornamen di dalamnya, akan terdengar suara berdegung, mirip suara yang dihasilkan gong gamelan kesenian khas Jawa.
Hingga akhirnya saya keluar dari lorong-lorong berhawa panas tersebut, masih terasa sentuhan pada mata dan kuping ini. Menembus liang pemikiran dan berbayang terus, bahkan sampai es degan (kelapa) melewati kerongkongan. Baru tersadar bahwa keindahan gua tersebut benar-benar sebuah anugerah dari kuasa, yang diberikan untuk mempercantik kawasan keras gamping tersebu
Pacitan merupakan SEBUAH kabupaten, yangng terletak di Ujung barat Daya Jawa Timur, Reseller Kurang Sekitar 270 Km Dari kota Surabaya. Untuk review Menuju Pacitan, akan memakan Waktu Sekitar 5 - 6 jam Perjalanan. Beroperasi Geografis, Pacitan berbatasan DENGAN Samudera Hindia Dan dikelilingi Oleh Pegunungan kapur (karst).

Pacitan also memiliki Daya tarik wisata alam Yang Menawan KARENA Kontur wilâyah Yang dikelilingi Oleh Pegunungan. Here, Andari akan menjumpai Banyak Indah Pantai-Pantai Yang can Andari Kunjungi. Selain ITU also Terdapat goa-goa Yang akan Memberi Kesan menarik hearts Kunjungan Wisata Andari. Memiliki goa Yang berjumlah Cukup Banyak, Pacitan also mempunyai julukan Kota 1001 Goa. Wisata alam Pacitan Penyanyi Sangat Cocok Bagi Andari Yang Gemar menjelajah alam. Beberapa Tempat Wisata Pacitan diantaranya Adalah:

1. Pantai Klayar
Pantai Klayar
Pantai Klayar
Pantai Klayar Adalah SEBUAH Pantai DENGAN Hamparan pasir putih, Yang also memiliki batu karang seperti Sphinx, Seruling laut, karang bolong, Serta mancur udara Alami DENGAN Tinggi 10 meteran. Pantai Penyanyi terletak di Kec. Donorojo, Reseller Kurang 35 Km Dari Pacitan, DENGAN Waktu tempuh Sekitar 60 Menit Perjalanan.

2. Pantai Teleng Ria
Pantai Teleng Ria
Pantai Teleng Ria
Pantai Teleng Ria merupakan shalat Satu Tempat Wisata di Pacitan Yang Ramai akan pengunjung. Untuk review Menuju LOKASI Pantai Teleng Ria Hanya menempuh Waktu 5 Menit Dari kota pacitan. Hamparan pasirnya Begitu mempesona, tak Heran Banyak pengunjung Yang Datang menghabiskan Waktu liburannya di Tempat Wisata Penyanyi. Ombak laut di Pantai Teleng Ria also Relatif Tenang, Cocok Untuk Berenang ATAU Sekedar Bermain di tepian pantainya.

3. Sungai Maron
Sungai Maron
Sungai Maron
Di Pacitan. Andari also can Menikmati Keindahan "Green Canyon", yakni Sungai Maron Yang berlokasi di Ds. Maron. Untuk review can be Menikmati pesona Sungai Maron ii, Andari can menyewa perahu Penduduk untuk review berkeliling menyusuri sungai Sepanjang 4,5 Km Penyanyi. Pesona Dari Tempat Wisata Penyanyi Adalah panorama alamnya Yang can Andari nikmati Saat menyusuri sungai. Paduan Dari harmoni alam akan Sangat Menambah eksotiknya Sungai Maron.

4. Goa Gong
Goa Gong
Goa Gong
Goa Gong berada di Desa Bomo, Goa Gong merupakan SEBUAH goa Yang Cukup hearts Diantara gua-gua Yang ADA di Sekitarnya. Goa Gong Adalah shalat Satu goa Yang Terkenal Dari beberapa Tempat Wisata Pacitan. Di hearts goa Terdapat SEBUAH batu, Dan apabila batu Penyanyi dipukul akan berbunyi seperti Gong Saat ditabuh. Untuk review Menuju LOKASI goa Cukup Mudah through jalan setapak. Nama Goa Gong Sendiri berkaitan ERat DENGAN shalat Satu Nama alat musik gamelan Jawa, yakni gong.

5. Pantai Watu Karung
Pantai Watu Karung
Pantai Watu Karung
Pantai Watu Karung Pacitan Adalah SEBUAH Pantai Yang Terkenal DENGAN ombaknya Yang Cukup menantang, sehingga menjadikan Pantai Penyanyi sebagai Tempat berkelas berselancar Dunia di Pacitan. PADA Tahun 2009, peselancar Indonesia yakni Rizal Tanjung Yang Saat ITU mengajak Bruce Irons, juara Rip Curl Pro Cari 2.008 menjajal ombak di Pantai Watu Karung. Terasa Kurang JIKA Andari para peselancar TIDAK Mencoba ganasnya ombak Pantai Watu Karung Pacitan.

6. Goa Tabuhan
Goa Tabuhan
Goa Tabuhan
Goa Tabuhan Pacitan merupakan SEBUAH goa di Pacitan Yang memiliki Karakter magis. Goa Penyanyi berlokasi di Dsn. Tabuhan, Ds. Wereng, Pacitan. Nama Goa Tabuhan Sendiri berasal Dari kata tabuh, Yang Berarti membunyikan. Andari can Menikmati alunan musik gamelan Jawa di hearts goa Penyanyi, DENGAN instrumen berasal Dari Stalagmit Dan stalatit di hearts goa Penyanyi

No comments:

Post a Comment