Pages

Wednesday, June 8, 2016

Sorong Sejrah Dan Wisata



Menurut sejarah, nama Sorong diambil dari nama sebuah perusahan Belanda yang pada saat itu diberikan otoritas atau wewenag untuk mengelola dan mengeksploitasi minyak di wilayah Sorong yaitu Seismic Ondersub Oil Niew Guines atau disingkat SORONG pemerintah tradisonal di wilayah Kabupaten Sorong awal mulanya dibentuk oleh Sultan Tidore guna perluasan wilayah kesultanan dengan diangkat 4 (empat) orang Raja yang disebut  Kalano Muraha atau Raja Ampat . Keempat raja itu diangkat sesuai dengan 4 pulau besar  yang tersebar dari gugusan pulau-pulau dengan wilayah kekuasaan adalah sebagai berilkut :


a.    Raja Fan Gering menjadi Raja di pulau Waigeo
b.    Raja Fan Malaba menjadi Raja di Pulau Salawati
c.    Raja Mastarai menjadi  Raja di Pulau Waigama
d.    Raja Fan Malanso menjadi Raja di Lilinta Pulau Misool

Melihat rentetan sejarah seperti tersebut diatas, maka nampak jelas terbukti bahwa daerah Irian Jaya khususya Kabupaten Sorong sejak dahulu telah mempunyai hubungan dengan wilayah bumi Nusantara. Nampak pula semboyan Bhineka Tunggal Ika tercermin bagi pedududk Kabupaten Sorong khusunya di Kepulaun Raja Ampat. Beberapa factor yang membuktikan adanya hubungan baik social budaya, ekonomi dan politik dimasa itu adalah :

1.    Kain Timur yaitu sejenis kain tenunan tangan yang digunakan di seluruh Daerah Kepala Burung, sebagai alat pembayaran dan mempunyai nilai yang sangat tinggi terutama sebagai mas kawain.
2.    Adanya berbagai jenis peralatan dapur, parang, kapak dan sebagainya.
3.    Nama-nama pangkat dan jabatan pada Pemerintah Kampung seperti sangaji  (Bidang Pemerintahan) ,Kapaitan, Laut dan Mayor (bidang keamanaan) ,Marinyo (Bidang Keagaamaan) dan sebagainya identik dengan nama-nama kepulauan di Ternate.

Dari perjalanan sejarah Pemerintahan Tradisonal kesultanan Tidore sampai Gavuernements van Nederlands Niew Guniea. Terjadi sisitem perubahan Pemerintah dikabupaten sorong dapat diuraikan sebagi berikut :

1.    Sebelum perang dunia II yaitu semasa Pemerintahan Belanda atas kepulauan Indonesia, maka Kota Sorong pada tahun 1935 dibuka Base Camp Betaafe Petroleum Maatschappij (BPM) sedangkan Pos pemerintahan berkedudukan di Pulau Doom. keadaan demikian berlangsung dengan sampai tahun 1944, kemudian Sorong diduduki tentara Jepang Dalam masa perang .   

2.    Sekutu dan tentara Jepang ini, Pemerintah Belanda membentuk lagi  satuan pemerintahan sipil yang diberi nama Nederlands Indies civil Administrasition (NICA) berkedudukan di kampung harapan jayapura (Holandia pada waktu itu ) Pemerintahan Nica ini menjalankan tugasnya tugasnya di Irian Jaya Barat sampai tahun 1947.

3.    Pada tahun  1947 Pemerintah Belanda mulai menyusun Pemerintahaan di Irian Jaya dengan pembagian wilayah atas daerah besar dan kecil . Sorong ditentukan sebagai Onderadeling yang meliputi Distrik- distrik dikepulauan Raja Ampat dan semenanjung Doreri. Onderafdeling ini dikepalai oleh Hoofd Van Paatselijk Bestur (HPB) yang berkedudukan disorong Doom kemudian ditetapkan sebagai kota Afdeling West Niuew Guinea yang dikepalai seorang asisten resident. Sedangkan residentnya sebagai kepala Propinsi dan berkedudukan di Holandia (Jayapura).

4.    Keberhasilan Pemerintah Belanda dalam usahanya memisahkan daerah Irian Jaya melalui Konfresi Meja Bundar (KMB) tahun 1949, maka Pemerintah Belanda lebih memperkuat kedudukan dengan membentuk satuan Pemerintah yang diberi nama Het Holandia (Jayapura sekarang). Dengan terbentuknya satuan Pemerintahan Het Gouvernur Guienea pada waktu itu ) diantaranya Afdeling west Nieuw Guinea yang meliputi kepala burung (Vogelkop) dan fak-fak dikepalai  seorang Resident dan berkedudukan di Sorong Doom. Afdelling Niuew Guinea ini meliputi :

1.    Onderafdeling Sorong
2.    Onderafdeling Fak-fak
3.    Onderadeling  Ayamaru
4.    Onderafdeling Manokwari
5.    Onderafdeling Kaimana
6.    Onderafdeling Rangsiki
7.    Onderafdeling Kokonao
8.    Onderafdeling Bintuni

5.    Karena luasnya wilayah Onderafdeling Sorong, maka pada tahu 1952 wilayah tersebut dibagi menjadi 2 onderafdeling  yaitu :
a.    Onderafdeling sorong Olie
b.    Onderaf

6.    Kemudian pada tahun 1956 Afdeling West Niuew Guniea dibagi lagi menjadi 2 Afdeling yang terdiri dari Afdeling West Niuew Gunie dan Afdeling Fak-fak.
Dengan terpecahnya Afdeling tersebut, maka resident West Niuew Guniea yang semulanya berkedudukan di Sorong Doom, dipindahkan ke Manokwari. Akibat dari pemecahan tersebut, maka Afdeling west Niuew Guinea sebayak 8 (delapan) Onderafdeling menjadi 6 Onderafdeling yang meliputi : (Onderafdeling Raja Ampat, Sorong Olie, Ayamaru (tahun 1955 dipindahkan ke Teminabuan), Manokawari, Ransiki, dan Bintuni.

7.    Tahun 1959 Hoof van Plaatselijk bestur (HPB) Sorong Olie dipindahkan dari Sorong Doom ke Remu sebagai Ibukota Onderafdeling yang baru, sedangkan Sorong Doom sebagai Ibukota Onderafdeling Raja Ampat .

8.    Pembagian wilayah diatas berlangsung sampai dengan penyerahan Pemerintahan atas Irian Barat kepada penguasa sementara perserikatan Bangsa-Bangsa / United Nation Teporary Exsecutive (UNTEA) tanggal 1 Okotober 1962 sampai dengan 1 mei 1963. Setelah penyerahan Irian Barat secara penuh kepada Pemerintah Indonesia oleh UNTEA, maka pada tahun  1965 .Berdasarkan berbagai pertimbangan diangkat seorang Wakil Bupati Koordinator yang berkedudukan di Sorong. Wakil Bupati Sorong yang berkedudukan di Sorong diberi tugas antara lain :

a.    Mengkoodinir Pelaksanaan tugas Pemerintah oleh kepala Pemerintah Setempat (KPS) Sorong, Raja Ampat Teminabuan dan Ayamaru.
b.    Mempersiapkan pelaksanaan pemecahan Kabupaten Sorong di Irian Barat bagian barat menjadi 2 Kabupaten.

Berdasarkan keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 22 tahun 1967 , tanggal 14 juni 1967 sehingga pada tanggal 14 juni ditetapkan sebagai hari ulang tahun kabupaten Sorong kedudukan Wakil Bupati Koordinator  wilayah kepala pemerintahan setempat Sorong, Raja Ampat, Teminabuan  dan Ayamaru dibentuk satu wilayah Kabupaten Administratif dan terpisah dari Kabupaten Manokwari. Dengan keberhasilan pelaksanaan penentuan pendapat rakyat pada tahun 1969, maka tindak lanjut atas keberhasilan itu oleh Pemerintah Republik Indonesia ditetapkan UU Nomor 12  tahun 1969 tentang pembentukan Propinsi otonom Irian Jaya Barat dan Kabupaten-Kabupaten otonom dipropinsi Irian Jaya Barat. Setelah penetapan Undang-undang  Nomor 12  tahun 1969, Maka Kabupaten Administratif sorong menjadi Kabupaten otonom sampai dengan tahun 1972 terdiri atas  :

a.    Wilayah Kepala Pemerintahan setempat Sorong dengan ibukota Sorong terdiri atas :
•    Kecamatan Sorong Ibukota Sorong
•    Kecamatan Makbon Ibukota Makbon
•    Kecamatan Moraid Ibukota Mega
•    Kecamatan  Sausafor Ibukota Sausafor
•    Kecamatan Beraur Ibukota Wanurian
b.    Wilayah Kepala Pemerintahan Raja Ampat Ibukota Sorong Doom terbagi atas
•    Kecamatan Salawati Utara Ibukota Doom
•    Kecamatan Salawati Selatan Ibukota Seget
•    Kecamatan Waigeo Utara Ibukota Kabare
•    Kecamatan Waigeo Selatan Ibukota Saonek
•    Kecamatan Misool ibukota Waigama
c.    Wilayah Kepala Pemerintahan setempat Teminabuan dengan Ibukota Teminabuan terdiri :
•    Kecamatan Teminabuan ibukota Terminabuan
•    Kecamatan Inanwatan ibukota Inanwatan
d.    Wilayah Pemerintahahn setempat Ayamaru dengan ibukota Ayamaru terdiri dari
•    Distrik Ayamaru ibukota Ayamaru
•    Distrik Aitinyo ibukota Ayamaru
•    Distrik Aifat ibukota Aifat.   

Pembangunan wilayah dalam Kabupaten Sorong seperti tersebut diatas sampai tahun 1973 saat dihapusnya wilayah-wilayah kepala Pemerintahan setempat dan sejumlah kecamatan di Propinsi Irian Jaya Barat dan dibentuk Pemerintah wilayah Kecamatan tahap I (pertama ) 1973-1974 dalam rangka usaha penyesuaian pembagian wilayah dengan daerah Indonesia lainnya.
Perkembangan selanjutnya berdasarkan peraturan Pemerinth No. 45 tahun 1992 dan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nonor 105 tahun 1994, Kabupaten Daerah Tingkat II Sorong ditetapkan sebagai kabupaten Otonom Daerah Tingkat II yang dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 25 April 1995.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1996 tanggal 3 mei 1996, Ibukota Kabupaten Tinggkat II Sorong yang berkedudukan di Kecamatan Sorong ditingkatkan statusnya menjadi Administratif Sorong pada tanggal 3 Juni 1996.
Dalam Perkembangan salanjutnya ,maka berdasarkan UU Nomor 45 tahun 1999 Kota Administrasi Sorong  ditingkatkan Menjadi Kota Sorong pada tanggal 12 Oktober 1999. Mengigat luasnya kabupaten maka dalam rangka mendekatkan  pelayanan Pemerintah kepada masyarakat dan pemerataan pembangunan telah diadakan pemekaran ditingkat kampung/kelurahan , kecamatan dan kabupaten.


Wisata Sorong, Pintu Gerbang Terdepan Provinsi Papua Barat
Kota Sorong bukan ibukota Provinsi Papua Barat, namun merupakan gerbang terdepan Provinsi Papua Barat, karena hampir semua pesawat yang memiliki tujuan ke Papua Barat mendarat di Sorong. Kota Sorong mungkin lebih dikenal sebagai pintu masuk menuju gugusan Kepulauan Raja Ampat, namun sebenarnya Sorong juga memiliki berbagai potensi wisata yang menarik. Sungguh menarik dapat mengabadikan berbagai keindahan obyek wisata Kota Sorong dan sekitarnya dengan kamera, seperti yang pernah saya lakukan pada penghujung bulan Maret tahun 2012.

Obyek wisata Sorong yang kami kunjungi pertama kali adalah Taman Wisata Alam (TWA) Sorong. TWA Sorong terletak di Km 14 jalan raya antara Sorong-Distrik Aimas, dan saya menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit dari Pusat Kota Sorong. Kawasan konservasi seluas 945,9 hektar ini dibentuk berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 188/Kpts-II/1986 tanggal 7 Juni 1986, serta biasanya dimanfaatkan untuk penelitian tanaman dan pengamatan burung.

Pintu Gerbang TWA Sorong

Memasuki kawasan TWA Sorong, kami disambut pepohonan tinggi yang mewakili ekosistem hutan dataran rendah iklim tropis basah. Berbeda dengan taman hutan raya yang pernah kami kunjungi sebelumnya, walaupun saat kami berkunjung merupakan akhir pekan, namun kami tak melihat ada pengunjung lain yang masuk ke kawasan ini. Seandainya kami punya waktu lebih lama, kami sebenarnya bisa melakukan trekking ke air terjun, namun karena kami masih punya agenda ke tempat-tempat wisata lainnya, kami hanya berfoto-foto sejenak, kemudian meninggalkan kawasan ini menuju obyek wisata berikutnya.

Suasana di TWA Sorong

Tujuan kami berikutnya adalah Bendungan Klasmesen, yang terletak di Kelurahan Klamalu, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong. Karena ukurannya yang tidak terlalu besar (kurang lebih hanya 125 hektar), seringkali bendungan ini lebih tepat disebut sebagai waduk mikro atau embung, dan dikenal sebagai Embung Klamalu. Waduk ini dibangun untuk irigasi di wilayah Kelurahan Klamalu, serta dimanfaatkan sebagai obyek wisata bagi warga Kota Sorong dan Kabupaten Sorong. Dari pusat Distrik Aimas, diperlukan waktu kurang lebih 30 menit untuk menuju ke bendungan ini.

Bendungan Klasmesen
 Kami tiba di Embung Klamalu tepat tengah hari, dan saat itu cuaca sangat cerah. Cuaca cerah ini membuat kami bisa menikmati pemandangan di sekitar waduk yang masih sangat alami, dengan warna-warni pepohonan yang mengelilingi waduk terpantul dengan jelas di permukaan air. Di atas danau terlihat juga perahu kayu dan perahu bebek yang bisa digunakan untuk mengelilingi danau. Kami pun sempat melihat pintu air yang digunakan untuk mengatur debit alir ke sawah-sawah di sekitar Kelurahan Klamalu. Di sekitar danau, terdapat beberapa rumah makan lesehan yang dilengkapi dengan kolam pemancingan dan fasilitas bermain anak-anak. Saat kami berkunjung, kami melihat beberapa wisatawan yang sedang bersantap di rumah makan ini.

Permukaan Embung Klamalu
Setelah menikmati makan siang di salah satu warung makan di pusat Distrik Aimas, kami melanjutkan perjalanan melintasi Kota Sorong, menuju Taman Rekreasi Pantai Tanjung Kasuari. Pantai yang terletak 7 kilometer ke arah timur Kota Sorong ini juga merupakan obyek wisata favorit warga Kota Sorong. Selain memiliki kawasan untuk umum, di garis pantai yang sama terdapat juga pantai-pantai privat dengan berbagai nama. Sepanjang perjalanan, kami bertemu banyak angkutan umum yang disewa oleh para wisatawan lokal yang akan berkunjung ke pantai ini.

Pantai Tanjung Kasuari
Setelah melihat suasana di sekitar Pantai Tanjung Kasuari, saya jadi mengerti kenapa pantai ini menjadi tempat wisata favorit warga Kota Sorong. Hembusan angin laut dan pepohonan di sepanjang pantai membawa suasana sejuk, kontras dengan hawa Kota Sorong yang umumnya panas. Selain itu, Pantai Tanjung Kasuari merupakan pantai yang aman untuk berenang, walaupun pantai ini berhadapan dengan laut lepas. Jika dilihat dengan seksama, 100 meter dari bibir pantai terdapat deretan batu karang, sehingga ombak yang mengarah ke pantai akan pecah saat menghantam batu karang tersebut. Deretan karang ini menjadi keunikan bagi Pantai Tanjung Kasuari, karena walaupun dasar pantai berkarang, namun tepian pantai memiliki hamparan pasir putih yang halus.

Dalam perjalanan kembali ke Kota Sorong, kami mampir ke daerah Bukit Baru. Daerah ini sebenarnya bukan merupakan destinasi wisata, namun sebuah bukit besar yang terletak di tengah Kota Sorong. Dari puncak Bukit Baru, akan terlihat pemandangan Kota Sorong, pantai kota Sorong yang dikenal dengan nama Pantai Dofior, serta Pulau Doom yang terletak di seberang Kota Sorong. Pulau Doom merupakan tempat pemukiman pertama di Kota Sorong sejak bangsa Belanda datang ke Sorong pada tahun 1930-an, dan sampai saat ini masih dihuni.

Pulau Doom Dilihat dari Bukit Baru
Wisata akhir pekan kami di Sorong diakhiri dengan menunggu matahari terbenam di Pantai Dofior. Penduduk setempat lebih mengenai pantai ini sebagai “Pantai Tembok Berlin”, karena sepanjang pantai ini terdapat tembok sepanjang 3 kilometer dengan tinggi 1,5 meter dan lebar 1 meter, yang berfungsi sebagai tanggul sekaligus pemecah ombak. Di sore hari, pantai ini merupakan tempat favorit warga Kota Sorong. Sebagian dari mereka ada yang duduk-duduk di tembok sambil menunggu panorama matahari terbenam sekaligus menikmati hembusan angin, sebagian lagi ada yang menikmati wisata kuliner berupa kudapan ringan atau early dinner dari warung-warung tenda yang menjajakan makanan di sepanjang Pantai Tembok Berlin.

Pantai Tembok Berlin, Kota Sorong
Walaupun sore itu cuaca berawan, namun kami akhirnya dapat melihat matahari terbenam di timur Indonesia. Semburat warna kuning dan biru di langit, berpadu dengan arak-arakan awan di langit, pantulan sinar matahari di permukaan laut, dan siluet kapal yang berlayar di depan Pantai Tembok Berlin menghasilkan panorama yang unik yang tidak bisa ditemukan di tempat-tempat lain. Adalah suatu sensasi tersendiri, menikmati panorama matahari terbenam dari Pantai Kota Sorong, ujung barat dari pulau paling timur Nusantara.  

No comments:

Post a Comment