Menurut sejarah, nama Sorong diambil dari nama sebuah perusahan Belanda yang pada saat itu diberikan otoritas atau wewenag untuk mengelola dan mengeksploitasi minyak di wilayah Sorong yaitu Seismic Ondersub Oil Niew Guines atau disingkat SORONG pemerintah tradisonal di wilayah Kabupaten Sorong awal mulanya dibentuk oleh Sultan Tidore guna perluasan wilayah kesultanan dengan diangkat 4 (empat) orang Raja yang disebut Kalano Muraha atau Raja Ampat . Keempat raja itu diangkat sesuai dengan 4 pulau besar yang tersebar dari gugusan pulau-pulau dengan wilayah kekuasaan adalah sebagai berilkut :
a. Raja Fan Gering menjadi Raja di pulau Waigeo
b. Raja Fan Malaba menjadi Raja di Pulau Salawati
c. Raja Mastarai menjadi Raja di Pulau Waigama
d. Raja Fan Malanso menjadi Raja di Lilinta Pulau Misool
Melihat rentetan sejarah seperti tersebut diatas, maka nampak jelas terbukti
bahwa daerah Irian Jaya khususya Kabupaten Sorong sejak dahulu telah mempunyai
hubungan dengan wilayah bumi Nusantara. Nampak pula semboyan Bhineka Tunggal
Ika tercermin bagi pedududk Kabupaten Sorong khusunya di Kepulaun Raja Ampat.
Beberapa factor yang membuktikan adanya hubungan baik social budaya, ekonomi
dan politik dimasa itu adalah :
1. Kain Timur yaitu sejenis kain tenunan tangan yang
digunakan di seluruh Daerah Kepala Burung, sebagai alat pembayaran dan
mempunyai nilai yang sangat tinggi terutama sebagai mas kawain.
2. Adanya berbagai jenis peralatan dapur, parang, kapak dan
sebagainya.
3. Nama-nama pangkat dan jabatan pada Pemerintah Kampung
seperti sangaji (Bidang Pemerintahan) ,Kapaitan, Laut dan Mayor (bidang
keamanaan) ,Marinyo (Bidang Keagaamaan) dan sebagainya identik dengan nama-nama
kepulauan di Ternate.
Dari perjalanan sejarah Pemerintahan Tradisonal kesultanan Tidore sampai
Gavuernements van Nederlands Niew Guniea. Terjadi sisitem perubahan Pemerintah
dikabupaten sorong dapat diuraikan sebagi berikut :
1. Sebelum perang dunia II yaitu semasa Pemerintahan Belanda
atas kepulauan Indonesia, maka Kota Sorong pada tahun 1935 dibuka Base Camp
Betaafe Petroleum Maatschappij (BPM) sedangkan Pos pemerintahan berkedudukan di
Pulau Doom. keadaan demikian berlangsung dengan sampai tahun 1944, kemudian
Sorong diduduki tentara Jepang Dalam masa perang .
2. Sekutu dan tentara Jepang ini, Pemerintah Belanda
membentuk lagi satuan pemerintahan sipil yang diberi nama Nederlands
Indies civil Administrasition (NICA) berkedudukan di kampung harapan jayapura
(Holandia pada waktu itu ) Pemerintahan Nica ini menjalankan tugasnya tugasnya
di Irian Jaya Barat sampai tahun 1947.
3. Pada tahun 1947 Pemerintah Belanda mulai menyusun
Pemerintahaan di Irian Jaya dengan pembagian wilayah atas daerah besar dan
kecil . Sorong ditentukan sebagai Onderadeling yang meliputi Distrik- distrik
dikepulauan Raja Ampat dan semenanjung Doreri. Onderafdeling ini dikepalai oleh
Hoofd Van Paatselijk Bestur (HPB) yang berkedudukan disorong Doom kemudian
ditetapkan sebagai kota Afdeling West Niuew Guinea yang dikepalai seorang
asisten resident. Sedangkan residentnya sebagai kepala Propinsi dan
berkedudukan di Holandia (Jayapura).
4. Keberhasilan Pemerintah Belanda dalam usahanya memisahkan
daerah Irian Jaya melalui Konfresi Meja Bundar (KMB) tahun 1949, maka
Pemerintah Belanda lebih memperkuat kedudukan dengan membentuk satuan
Pemerintah yang diberi nama Het Holandia (Jayapura sekarang). Dengan
terbentuknya satuan Pemerintahan Het Gouvernur Guienea pada waktu itu )
diantaranya Afdeling west Nieuw Guinea yang meliputi kepala burung (Vogelkop)
dan fak-fak dikepalai seorang Resident dan berkedudukan di Sorong Doom.
Afdelling Niuew Guinea ini meliputi :
1. Onderafdeling Sorong
2. Onderafdeling Fak-fak
3. Onderadeling Ayamaru
4. Onderafdeling Manokwari
5. Onderafdeling Kaimana
6. Onderafdeling Rangsiki
7. Onderafdeling Kokonao
8. Onderafdeling Bintuni
5. Karena luasnya wilayah Onderafdeling Sorong, maka pada
tahu 1952 wilayah tersebut dibagi menjadi 2 onderafdeling yaitu :
a. Onderafdeling sorong Olie
b. Onderaf
6. Kemudian pada tahun 1956 Afdeling West Niuew Guniea dibagi
lagi menjadi 2 Afdeling yang terdiri dari Afdeling West Niuew Gunie dan
Afdeling Fak-fak.
Dengan terpecahnya Afdeling tersebut, maka resident West Niuew Guniea yang
semulanya berkedudukan di Sorong Doom, dipindahkan ke Manokwari. Akibat dari
pemecahan tersebut, maka Afdeling west Niuew Guinea sebayak 8 (delapan)
Onderafdeling menjadi 6 Onderafdeling yang meliputi : (Onderafdeling Raja
Ampat, Sorong Olie, Ayamaru (tahun 1955 dipindahkan ke Teminabuan), Manokawari,
Ransiki, dan Bintuni.
7. Tahun 1959 Hoof van Plaatselijk bestur (HPB) Sorong Olie
dipindahkan dari Sorong Doom ke Remu sebagai Ibukota Onderafdeling yang baru,
sedangkan Sorong Doom sebagai Ibukota Onderafdeling Raja Ampat .
8. Pembagian wilayah diatas berlangsung sampai dengan
penyerahan Pemerintahan atas Irian Barat kepada penguasa sementara perserikatan
Bangsa-Bangsa / United Nation Teporary Exsecutive (UNTEA) tanggal 1 Okotober
1962 sampai dengan 1 mei 1963. Setelah penyerahan Irian Barat secara penuh
kepada Pemerintah Indonesia oleh UNTEA, maka pada tahun 1965 .Berdasarkan
berbagai pertimbangan diangkat seorang Wakil Bupati Koordinator yang
berkedudukan di Sorong. Wakil Bupati Sorong yang berkedudukan di Sorong diberi
tugas antara lain :
a. Mengkoodinir Pelaksanaan tugas Pemerintah oleh kepala
Pemerintah Setempat (KPS) Sorong, Raja Ampat Teminabuan dan Ayamaru.
b. Mempersiapkan pelaksanaan pemecahan Kabupaten Sorong di
Irian Barat bagian barat menjadi 2 Kabupaten.
Berdasarkan keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 22 tahun 1967 , tanggal 14
juni 1967 sehingga pada tanggal 14 juni ditetapkan sebagai hari ulang tahun
kabupaten Sorong kedudukan Wakil Bupati Koordinator wilayah kepala
pemerintahan setempat Sorong, Raja Ampat, Teminabuan dan Ayamaru dibentuk
satu wilayah Kabupaten Administratif dan terpisah dari Kabupaten Manokwari.
Dengan keberhasilan pelaksanaan penentuan pendapat rakyat pada tahun 1969, maka
tindak lanjut atas keberhasilan itu oleh Pemerintah Republik Indonesia
ditetapkan UU Nomor 12 tahun 1969 tentang pembentukan Propinsi otonom
Irian Jaya Barat dan Kabupaten-Kabupaten otonom dipropinsi Irian Jaya Barat.
Setelah penetapan Undang-undang Nomor 12 tahun 1969, Maka Kabupaten
Administratif sorong menjadi Kabupaten otonom sampai dengan tahun 1972 terdiri
atas :
a. Wilayah Kepala Pemerintahan setempat Sorong dengan ibukota
Sorong terdiri atas :
• Kecamatan Sorong Ibukota Sorong
• Kecamatan Makbon Ibukota Makbon
• Kecamatan Moraid Ibukota Mega
• Kecamatan Sausafor Ibukota Sausafor
• Kecamatan Beraur Ibukota Wanurian
b. Wilayah Kepala Pemerintahan Raja Ampat Ibukota Sorong Doom
terbagi atas
• Kecamatan Salawati Utara Ibukota Doom
• Kecamatan Salawati Selatan Ibukota Seget
• Kecamatan Waigeo Utara Ibukota Kabare
• Kecamatan Waigeo Selatan Ibukota Saonek
• Kecamatan Misool ibukota Waigama
c. Wilayah Kepala Pemerintahan setempat Teminabuan dengan
Ibukota Teminabuan terdiri :
• Kecamatan Teminabuan ibukota Terminabuan
• Kecamatan Inanwatan ibukota Inanwatan
d. Wilayah Pemerintahahn setempat Ayamaru dengan ibukota
Ayamaru terdiri dari
• Distrik Ayamaru ibukota Ayamaru
• Distrik Aitinyo ibukota Ayamaru
• Distrik Aifat ibukota Aifat.
Pembangunan wilayah dalam Kabupaten Sorong seperti tersebut diatas sampai tahun
1973 saat dihapusnya wilayah-wilayah kepala Pemerintahan setempat dan sejumlah
kecamatan di Propinsi Irian Jaya Barat dan dibentuk Pemerintah wilayah
Kecamatan tahap I (pertama ) 1973-1974 dalam rangka usaha penyesuaian pembagian
wilayah dengan daerah Indonesia lainnya.
Perkembangan selanjutnya berdasarkan peraturan Pemerinth No. 45 tahun 1992 dan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nonor 105 tahun 1994, Kabupaten Daerah Tingkat
II Sorong ditetapkan sebagai kabupaten Otonom Daerah Tingkat II yang
dicanangkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 25 April 1995.
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1996 tanggal 3 mei
1996, Ibukota Kabupaten Tinggkat II Sorong yang berkedudukan di Kecamatan
Sorong ditingkatkan statusnya menjadi Administratif Sorong pada tanggal 3 Juni
1996.
Dalam Perkembangan salanjutnya ,maka berdasarkan UU Nomor 45 tahun 1999 Kota
Administrasi Sorong ditingkatkan Menjadi Kota Sorong pada tanggal 12 Oktober
1999. Mengigat luasnya kabupaten maka dalam rangka mendekatkan pelayanan
Pemerintah kepada masyarakat dan pemerataan pembangunan telah diadakan
pemekaran ditingkat kampung/kelurahan , kecamatan dan kabupaten.
Wisata
Sorong, Pintu Gerbang Terdepan Provinsi Papua Barat
Kota Sorong bukan ibukota Provinsi
Papua Barat, namun merupakan gerbang terdepan Provinsi Papua Barat, karena
hampir semua pesawat yang memiliki tujuan ke Papua Barat mendarat di Sorong.
Kota Sorong mungkin lebih dikenal sebagai pintu masuk menuju gugusan Kepulauan
Raja Ampat, namun sebenarnya Sorong juga memiliki berbagai potensi wisata yang
menarik. Sungguh menarik dapat mengabadikan berbagai keindahan obyek wisata
Kota Sorong dan sekitarnya dengan kamera, seperti yang pernah saya lakukan pada
penghujung bulan Maret tahun 2012.
Obyek wisata Sorong yang kami kunjungi pertama kali adalah Taman Wisata Alam (TWA) Sorong. TWA Sorong terletak di Km 14 jalan raya antara Sorong-Distrik Aimas, dan saya menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit dari Pusat Kota Sorong. Kawasan konservasi seluas 945,9 hektar ini dibentuk berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 188/Kpts-II/1986 tanggal 7 Juni 1986, serta biasanya dimanfaatkan untuk penelitian tanaman dan pengamatan burung.
Obyek wisata Sorong yang kami kunjungi pertama kali adalah Taman Wisata Alam (TWA) Sorong. TWA Sorong terletak di Km 14 jalan raya antara Sorong-Distrik Aimas, dan saya menempuh perjalanan kurang lebih 20 menit dari Pusat Kota Sorong. Kawasan konservasi seluas 945,9 hektar ini dibentuk berdasarkan SK Menteri Kehutanan RI Nomor 188/Kpts-II/1986 tanggal 7 Juni 1986, serta biasanya dimanfaatkan untuk penelitian tanaman dan pengamatan burung.
Pintu
Gerbang TWA Sorong
|
Memasuki kawasan TWA Sorong, kami disambut pepohonan tinggi yang mewakili ekosistem hutan dataran rendah iklim tropis basah. Berbeda dengan taman hutan raya yang pernah kami kunjungi sebelumnya, walaupun saat kami berkunjung merupakan akhir pekan, namun kami tak melihat ada pengunjung lain yang masuk ke kawasan ini. Seandainya kami punya waktu lebih lama, kami sebenarnya bisa melakukan trekking ke air terjun, namun karena kami masih punya agenda ke tempat-tempat wisata lainnya, kami hanya berfoto-foto sejenak, kemudian meninggalkan kawasan ini menuju obyek wisata berikutnya.
Suasana
di TWA Sorong
|
Tujuan kami berikutnya adalah Bendungan Klasmesen, yang terletak di Kelurahan Klamalu, Distrik Aimas, Kabupaten Sorong. Karena ukurannya yang tidak terlalu besar (kurang lebih hanya 125 hektar), seringkali bendungan ini lebih tepat disebut sebagai waduk mikro atau embung, dan dikenal sebagai Embung Klamalu. Waduk ini dibangun untuk irigasi di wilayah Kelurahan Klamalu, serta dimanfaatkan sebagai obyek wisata bagi warga Kota Sorong dan Kabupaten Sorong. Dari pusat Distrik Aimas, diperlukan waktu kurang lebih 30 menit untuk menuju ke bendungan ini.
Bendungan
Klasmesen
|
Kami tiba di Embung Klamalu
tepat tengah hari, dan saat itu cuaca sangat cerah. Cuaca cerah ini membuat
kami bisa menikmati pemandangan di sekitar waduk yang masih sangat alami,
dengan warna-warni pepohonan yang mengelilingi waduk terpantul dengan jelas di
permukaan air. Di atas danau terlihat juga perahu kayu dan perahu bebek yang
bisa digunakan untuk mengelilingi danau. Kami pun sempat melihat pintu air yang
digunakan untuk mengatur debit alir ke sawah-sawah di sekitar Kelurahan
Klamalu. Di sekitar danau, terdapat beberapa rumah makan lesehan yang
dilengkapi dengan kolam pemancingan dan fasilitas bermain anak-anak. Saat kami
berkunjung, kami melihat beberapa wisatawan yang sedang bersantap di rumah
makan ini.
Permukaan
Embung Klamalu
|
Setelah menikmati makan siang di
salah satu warung makan di pusat Distrik Aimas, kami melanjutkan perjalanan
melintasi Kota Sorong, menuju Taman Rekreasi Pantai Tanjung Kasuari. Pantai
yang terletak 7 kilometer ke arah timur Kota Sorong ini juga merupakan obyek
wisata favorit warga Kota Sorong. Selain memiliki kawasan untuk umum, di garis
pantai yang sama terdapat juga pantai-pantai privat dengan berbagai nama.
Sepanjang perjalanan, kami bertemu banyak angkutan umum yang disewa oleh para
wisatawan lokal yang akan berkunjung ke pantai ini.
Pantai
Tanjung Kasuari
|
Setelah melihat suasana di sekitar
Pantai Tanjung Kasuari, saya jadi mengerti kenapa pantai ini menjadi tempat
wisata favorit warga Kota Sorong. Hembusan angin laut dan pepohonan di
sepanjang pantai membawa suasana sejuk, kontras dengan hawa Kota Sorong yang
umumnya panas. Selain itu, Pantai Tanjung Kasuari merupakan pantai yang aman
untuk berenang, walaupun pantai ini berhadapan dengan laut lepas. Jika dilihat
dengan seksama, 100 meter dari bibir pantai terdapat deretan batu karang,
sehingga ombak yang mengarah ke pantai akan pecah saat menghantam batu karang
tersebut. Deretan karang ini menjadi keunikan bagi Pantai Tanjung Kasuari,
karena walaupun dasar pantai berkarang, namun tepian pantai memiliki hamparan
pasir putih yang halus.
Dalam perjalanan kembali ke Kota Sorong, kami mampir ke daerah Bukit Baru. Daerah ini sebenarnya bukan merupakan destinasi wisata, namun sebuah bukit besar yang terletak di tengah Kota Sorong. Dari puncak Bukit Baru, akan terlihat pemandangan Kota Sorong, pantai kota Sorong yang dikenal dengan nama Pantai Dofior, serta Pulau Doom yang terletak di seberang Kota Sorong. Pulau Doom merupakan tempat pemukiman pertama di Kota Sorong sejak bangsa Belanda datang ke Sorong pada tahun 1930-an, dan sampai saat ini masih dihuni.
Dalam perjalanan kembali ke Kota Sorong, kami mampir ke daerah Bukit Baru. Daerah ini sebenarnya bukan merupakan destinasi wisata, namun sebuah bukit besar yang terletak di tengah Kota Sorong. Dari puncak Bukit Baru, akan terlihat pemandangan Kota Sorong, pantai kota Sorong yang dikenal dengan nama Pantai Dofior, serta Pulau Doom yang terletak di seberang Kota Sorong. Pulau Doom merupakan tempat pemukiman pertama di Kota Sorong sejak bangsa Belanda datang ke Sorong pada tahun 1930-an, dan sampai saat ini masih dihuni.
Pulau
Doom Dilihat dari Bukit Baru
|
Wisata akhir pekan kami di Sorong
diakhiri dengan menunggu matahari terbenam di Pantai Dofior. Penduduk setempat
lebih mengenai pantai ini sebagai “Pantai Tembok Berlin”, karena sepanjang
pantai ini terdapat tembok sepanjang 3 kilometer dengan tinggi 1,5 meter dan
lebar 1 meter, yang berfungsi sebagai tanggul sekaligus pemecah ombak. Di sore
hari, pantai ini merupakan tempat favorit warga Kota Sorong. Sebagian dari
mereka ada yang duduk-duduk di tembok sambil menunggu panorama matahari
terbenam sekaligus menikmati hembusan angin, sebagian lagi ada yang menikmati
wisata kuliner berupa kudapan ringan atau early dinner dari warung-warung tenda
yang menjajakan makanan di sepanjang Pantai Tembok Berlin.
Pantai
Tembok Berlin, Kota Sorong
|
Walaupun sore itu cuaca berawan,
namun kami akhirnya dapat melihat matahari terbenam di timur Indonesia.
Semburat warna kuning dan biru di langit, berpadu dengan arak-arakan awan di
langit, pantulan sinar matahari di permukaan laut, dan siluet kapal yang
berlayar di depan Pantai Tembok Berlin menghasilkan panorama yang unik yang
tidak bisa ditemukan di tempat-tempat lain. Adalah suatu sensasi tersendiri,
menikmati panorama matahari terbenam dari Pantai Kota Sorong, ujung barat dari
pulau paling timur Nusantara.
No comments:
Post a Comment