Pages

Saturday, June 25, 2016

Wonogiri Dan Keindahannya



SEJARAH KABUPATEN WONOGIRI
SEJARAH KABUPATEN WONOGIRI Sejarah lahirnya pemerintahan di Wonogiri tidak terlepas dari peran Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyowo. Demikian pula mythos ataupun legenda di Wonogiri juga lebih banyak berlatar belakang perjuangan Pangeran Sambernyowo. Namun wilayah Wonogiri telah terdapat kebudayaan yang berkembang pada masa-masa sebelumnya. A. MASA PRA SEJARAH Di Kabupaten Wonogiri terdapat berbagai bukti temuan artefact di beberapa goa di Kabupaten Wonogiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa di wilayah Kabupaten Wonogiri pernah menjadi peradaban pada masa pra sejarah. B. MASA KLASIK Di wilayah Wonogiri ditemukan Candi Bendo Kasur. Namun dari temuan ini-pun belum menggambarkan aliran agama. Hal tersebut dikarenakan kondisi candi yang sudah aus dan tinggal pondasi. Selain itu juga terdapat patung Ganesha. Patung Ganesha tersebut mampu menggambarkan bahwa Kabupaten Wonogiri pada masa klasik beragama Hindu Shiwa. C. MASA ISLAM a. Masa Kerajaan Demak Sejarah Wonogiri pada masa Islam muncul pada masa Kerajaan Demak. Pada tahun 1478 M merupakan pergantian Kadipaten Bintaro menjadi sebuah kasultanan yang bernama Kasultanan Demak Bintoro. Sejak Kerajaan Majapahit runtuh, maka banyak kadipaten-kadipaten kecil yang semula merupakan wilayah kekuasaan Kerajaan Majapahit akhirnya bergabung dengan Kasultanan Demak. Seiring dengan berdirinya Kasultanan Demak, Raden Patah sebagai pemegang tampuk kepemimpinan menitahkan untuk membangun sebuah Masjid Agung yang digunakan untuk beribadah dan tempat pertemuan / silaturahmi. Dari sumber tradisional yang berupa cerita babad maupun legenda diketahui bahwa Masjid Agung Demak sangat berperan dalan sejarah masuk dan berkembangnya Islam di Pulau Jawa, bahkan pengaruhnya terasa sampai di luar Pulau Jawa seperti Malaysia. Konon Masjid Agung Demak ini dibuat oleh para Wali yang tergabung dalam Wali Songo dan digunakan untuk tempat pertemuan saat membicarakan soal-soal keagamaan dan masalah Islam lainnya. Cerita legenda yang bersifat simbolis mengisahkan bahwa Masjid Agung Demak dibuat oleh para Wali dalam 1 (satu) malam. Keempat saka guru Masjid Agung Demak merupakan sumbangan dari 4 (empat) wali yaitu Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati dan Sunan Kalijaga. Sedangkan saka berukir yang dipasang di serambi masjid dipercaya berasak dari Kerajaan Majapahit dan disebut “Saka Majapahit”. Sehubungan dengan hal tersebut, Kabupaten Wonogiri memiliki peran yang sangat penting. Seperti wali yang lainnya, Sunan Giri segera melaksanakan tugasnya untuk mencari kayu jati. Beliau mencari kayu jati ke arah selatan menyusuri Sungai Bengawan Solo. Dikisahkan sepanjang perjalanan selalu melewati hutan dan gunung. Sampailah perjalanan Sunan Giri di sebuah hutan di sebuah gunung yang penuh dengan Pohon Jati. Melalui ijin dari Ki Donosari si pemilik hutan tersebut, Sunan Giri memilih pohon jati yang sangat tua yang tinggi, besar dan lurus. Untuk memudahkan cara pengangkutan kayu jati tersebut dihanyutkan melalui Sungai Kedawung yang bermuara di Sungai Bengawan Solo. Di sini terdapat cerita legenda bahwa saat mengangkut kayu ke sungai Kedawung, Ki Donosari memerintahkan sinden untuk naik di atas kayu dan melantunkan tembang mocopat. Anehnya, kayu terasa lebih ringan dan mudah dibawa. Sesampainya di Sungai Kedawung, Sunan Giri memberi nama daerah tersebut “Wonogiri”, karena sepanjang jalan yang dilihatnya hanya hutan dan gunung. Dalam perjalanannya Sunan Giri melewati sebuah gunung. Di sana menemui orang yang selalu membuntuti dari Bintaro. Maka Sunan Giri memerintahkan untuk menunggui daerah tersebut dan memberi nama daerah tersebut “Gunung Giri” yang berarti bukit kecil yang ditumbuhi pohon jati. Pada masa Kerajaan Mataram Islam di daerah ini didirikan astana para kerabat keraton. b. Masa Kerajaan Mataram (Kartasura) Perkembangan organisasi pemerintahan pada masa Islam di Wonogiri dimulai di Nglaroh, salah satu daerah yang pada masa sekarang masuk dalam wilayah Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Berdasar pada temuan watu gilang yang konon merupakan tempat duduk Pangeran Samber Nyawa atau Raden Mas Said. Tempat tersebut juga dipercaya sebagai lahirnya pemerintahan di Wonogiri. Raden Mas Said adalah salah satu pangeran dari Kerajaan Mataram (Kartasura) yang mengasingkan diri karena ketidakadilan di dalam keraton. Raden Mas Said lahir di Kartasuro pada hari Minggu Legi, tanggal 4 Ruwah 1650 tahun Jimakir, Windu Adi Wuku Wariagung, atau bertepatan dengan tanggal Masehi 8 April 1725. Raden Mas Said merupakan putra dari Kanjeng Pangeran Aryo Mangkunegoro dan Raden Ayu Wulan yang wafat saat melahirkannya. Sementara itu saat usia 2 tahun sudah ditinggal ayahnya Pangeran Ario Mangkunegoro, Salah satu raja Mataram (Kartasura) karena diasingkan oleh pemerintah Belanda di bawah perintah Kapitan Van Hogendorff di Cailon (Srilanka) dalam rangka memecah belah persatuan di tubuh keraton dan digantikan oleh PB II. Hal itu karena ulah keji berupa fitnah dari Kanjeng Ratu dan Patih Danurejo. Akibatnya, Raden Mas Said mengalami masa kecil yang jauh dari selayaknya seorang bangsawan Keraton. Raden Mas Said menghabiskan masa kecil bersama anak-anak para abdi dalem lainnya, sehingga mengerti betul bagaimana kehidupan kawula alit. Di lain pihak, RM Said merupakan cucu dari Mas Sumarsono (istri PB II) yang berasal dari Nglaroh, Wonogiri. Pada usia 13 tahun, RM. Said diberi jabatan sebagai Manteri Anom dengan sebutan RM. Suryokusumo, sejajar dengan Abdi Dalem Menteri. Perlakuan ini dianggap semena-mena, karena RM. Said seharusnya menjadi Pangeran Sentana. Sehingga RM. Said tidak menyukai sikap PB II yang selalu tunduk kepada aturan Belanda . Hingga pada hari Rabu Kliwon, tanggal 3 Rabiulawal (Mulud) Windu Sengara, 1666 Tahun Jawa atau tanggal 19 Mei 1741 M, RM. Said yang didampingi neneknya BRA. Kusumonarso beserta pengikutnya meninggalkan istana menuju Dusun Nglaroh, Wonogiri guna menyusun kekuatan melawan pasukan Kapitan Van Hogendorff (bukan PB II). Hari yang sama rombongan telah sampai tujuan dan langsung membangun pusat pemerintahan beserta perlengkapannya (institusi pemerintah) yang terdiri dari RM. Sutowijoyo sebagai senopati dan Ki Wirodiwongsi (warga setempat) sebagai patih serta 22 orang sebagai prajurit. Dalam mengendalikan perjuangannya, Raden Mas Said mengeluarkan semboyan yang sudah menjadi ikrar sehidup semati yang terkenal dengan sumpah “Kawulo Gusti” atau “Pamoring Kawulo Gusti” sebagai pengikat tali batin antara pemimpin dengan rakyatnya, luluh dalam kata dan perbuatan, maju dalam derap yang serasi bagaikan keluarga besar yang sulit dicerai-beraikan musuh. Ikrar tersebut berbunyi “tiji tibeh, mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh”. pasukan inti kemudian berkembang menjadi perwira-perwira perang yang mumpuni dengan sebutan Punggowo Baku Kawandoso Joyo. c. Pemerintahan di Nglaroh Pemerintahan yang dibangun oleh RM. Said di Dusun Nglaroh diawali tepat pada hari Rabu Kliwon, Tanggal 3 Rabiul Awal Tahun 1666 dengan candra sengkala “Roso Retu Ngoyeg Jagad” atau bertepatan dengan tanggal 19 Mei 1741 M dengan surya sengkala “Kahutaman Sumebaring Giri Linuwih”. Bentuk pemerintahan di Dusun Nglaroh masih sangat terbatas dan sangat sederhana dan dikemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan rakyat. Tanggal ini pula yang dijadikan hari jadi Kabupaten Wonogiri. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis perjuangan Raden mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri ( Wiradiwangsa) yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu. Raden Mas Said juga menciptakan suatu konsep manajemen pemerintahan yang dikenal sebagai Tri Darma yaitu : 1. Mulat Sarira Hangrasa Wani, artinya berani mati dalam pertempuran karena dalam pertempuran hanya ada dua pilihan hidup atau mati. Berani bertindak menghadapi cobaan dan tantangan meski dalam kenyataan berat untuk dilaksanakan. Sebaliknya, disaat menerima anugerah baik berupa harta benda atau anugerah lain, harus diterima dengan cara yang wajar. Hangrasa Wani, mau berbagi bahagia dengan orang lain. 2. Rumangsa Melu Handarbeni, artinya merasa ikut memiliki daerahnya, tertanam dalam sanubari yang terdalam, sehingga pada akhirnya pada akhirnya akan menimbulkan perasaan rela berjuang dan bekerja untuk daerahnya. Merawat dan melestarikan kekayaan yang terkandung didalamnya. 3. Wajib Melu Hangrungkebi, artinya dengan merasa ikut memiliki timbul kesadaran untuk berjuang hingga titik darah penghabisan untuk tanah kelahirannya. D. MASA KOLONIAL a. Kondisi Wonogiri saat akhir Keraton Mataram (Kartasura) Pada tahun 1741 M, pada saat perjalanan RM. Said dan rombongan menuju Dusun Nglaroh, Daerah Wonogiri belum terjamah Belanda. Berdasar dari sebuah kisah, bahwa sepanjang jalan menuju Nglaroh suasananya sangat nyaman dan tentram. Namun masyarakat setempat mengetahui keberadaan Kolonial Belanda di Surakarta (Pusat pemerintahan) dan bersikap membenci terhadap kolonial Belanda. Hal ini sangat menguntungan RM. Said dalam rangka menyusun kekuatan untuk menentang kolonial Belanda. b. Perjuangan RM. Said Melawan Penjajah Kegigihan Raden Mas Said dalam memerangi musuh-musuhnya sudah tidak diragukan lagi, bahkan hanya dengan prajurit yang jumlahnya sedikit, tidak akan gentar melawan musuh. Raden Mas Said merupakan panglima perang yang mumpuni, terbukti selama hidupnya sudah melakukan tidak kurang 250 kali pertempuran dengan tidak menderita kekalahan yang berarti. Dari sinilah Raden Mas Said mendapat julukan “Pangeran Sambernyawa” karena dianggap sebagai penebar maut (Penyambar Nyawa) bagi siapa saja musuhnya pada setiap pertempuran. Cerita tentang perjuangan RM. Said tertuang dalam cerita rakyat. Dikisahkan terjadi pertempuran di Dusun Dlepih, Tirtomoyo. Pasukan RM. Said dikepung oleh pasukan Belanda. Semua jalan telah tertutup dan satu-satunya jalan hanya menyeberangi sungai yang sedang banjir. Dalam menghadapi kesulitan tersebut, RM Said mengambil tindakan menendang pohon beringin yang berada di pinggir kali hingga roboh melintangi sungai. Dengan segera pasukan RM. Said meniti pohon beringin tersebut. Saat Belanda mengejar dengan jalan yang sama, pasukan RM. Said segera menyambut dengan senjata. Dalam menghadapi perjuangan RM. Said, Belanda mengalami kerugian besar. Pertempuran tersebut membutuhkan dana yang sangat besar. Demikian pula pasukannya banyak yang tewas. Belanda merasa kewalahan sehingga mencari jalan damai melalui suatu perundingan. Berdasar Perjanjian Salatiga, RM Said dinobatkan menjadi Raja Pura Mangkunegaran dan berhak atas tanah 6000 karya beserta daerah-daerah yang dikuasainya terlebih dahulu. c. Kerajaan Mangkunegaran Berkat keuletan dan ketangguhan Raden Mas Said dalam taktik pertempuran dan bergerilya sehingga luas wilayah perjuangannya meluas meliputi Ponorogo, Madiun dan Rembang bahkan sampai daerah Yogyakarta. Pada akhirnya atas bujukan Sunan Paku Buwono III, Raden Mas Said bersedia diajak ke meja perundingan guna mengakhiri pertempuran. Dalam perundingan yang melibatkan Sunan Paku Buwono III, Sultan Hamengkubuwono I dan pihak Kompeni Belanda, disepakati bahwa Raden Mas Said mendapat daerah kekuasaan dan diangkat sebagai Adipati Miji atau mandiri bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I. Penetapan wilayah kekuasaan Raden Mas Said terjadi pada tanggal 17 Maret 1757 melalui sebuah perjanjian di daerah Salatiga. Kedudukannya sebagai Adipati Miji sejajar dengan kedudukan Sunan Paku Buwono III dan Sultan Hamengkubuwono I dengan daerah kekuasaan meliputi wilayah Keduwang (daerah Wonogiri bagian timur), Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar), Sembuyan (daerah sekitar Wuryantoro dan Baturetno), Matesih, dan Gunung Kidul. KGPAA Mangkunegoro I membagi wilayah Kabupaten Wonogiri menjadi 5 (lima) daerah yang masing-masing memiliki ciri khas atau karakteristik yang digunakan sebagai metode dalam menyusun strategi kepemimpinan, yaitu : 1. Daerah Nglaroh (wilayah Wonogiri bagian utara, sekarang masuk wilayah kecamatan Selogiri). Sifat rakyat daerah ini adalah Bandol Ngrompol yang berarti kuat dari segi rohani dan jasmani, memiliki sifat bergerombol atau berkumpul. Karakteritik ini sangat positif dalam kaitannya untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Rakyat di daerah Nglaroh juga bersifat pemberani, suka berkelahi, membuat keributan akan tetapi jika bisa memanfaatkan potensi rakyat Nglaroh bisa menjadi kekuatan dasar yang kuat untuk perjuangan. 2. Daerah Sembuyan (wilayah Wonogiri bagian selatan sekarang Baturetno dan Wuryantoro), mempunyai karakter sebagai Kutuk Kalung Kendho yang berarti bersifat penurut, mudah diperintah pimpinan atau mempunyai sifat paternalistik. 3. Daerah Wiroko (wilayah sepanjang Kali Wiroko atau bagian tenggara Kabupaten Wonogiri sekarang masuk wilayah Kecamatan Tirtomoyo). Masyarakat didaerah ini mempunyai karakter sebagai Kethek Saranggon, mempunyai kemiripan seperti sifat kera yang suka hidup bergerombol, sulit diatur, mudah tersinggung dan kurang memperhatikan tata krama sopan santun. Jika didekati mereka kadang kurang mau menghargai orang lain, tetapi jika dijauhi mereka akan sakit hati. Istilahnya gampang-gampang susah. 4. Daerah Keduwang (wilayah Wonogiri bagian timur) masyarakatnya mempunyai karakter sebagai Lemah Bang Gineblegan. Sifat ini bagai tanah liat yang bisa padat dan dapat dibentuk jika ditepuk-tepuk. Masyarakat daerah ini suka berfoya-foya, boros dan sulit untuk melaksanakan perintah. Akan tetapi bagi seorang pemimpin yang tahu dan paham karakter sifat dan karakteristik mereka, ibarat mampu menepuk-nepuk layaknya sifat tanah liat, maka mereka akan mudah diarahkan ke hal yang bermanfaat. 5. Daerah Honggobayan (daerah timur laut Kota Wonogiri sampai perbatasan Jatipurno dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar) mempunyai karakter seperti Asu Galak Ora Nyathek. Karakteristik masyarakat disini diibaratkan anjing buas yang suka menggonggong akan tetapi tidak suka menggigit. Sepintas dilihat dari tutur kata dan bahasanya, masyarakat Honggobayan memang kasar dan keras menampakkan sifat sombong dan congkak serta tinggi hati, dan yang terkesan adalah sifat kasar menakutkan. Akan tetapi mereka sebenarnya baik hati, perintah pimpinan akan dikerjakan dengan penuh tanggungjawab. Dengan memahami karakter daerah-daerah tersebut, Raden Mas Said menerapkan cara yang berbeda dalam memerintah dan mengendalikan rakyat diwilayah kekuasaannya, menggali potensi yang maksimal demi kemajuan dalam membangun wilayah tersebut. Pada tahun 1775 M, Kasunanan Surakarta telah jatuh di tangan kolonial Belanda dengan berdirinya Benteng Vasternburg di dekat keraton. Wonogiri juga sedikit banyak berpengaruh dengan keberadaan Penjajahan tersebut. Di bawah perintah Mangkunegara I, Kabupaten Wonogiri selalu giat melawan kolonial Belanda. Raden Mas Said memerintah selama kurang lebih 40 tahun dan wafat pada tanggal 28 Desember 1795. Setelah Raden Mas Said meninggal dunia, kekuasaan trah Mangkunegaran diteruskan oleh putra-putra beliau. Pada masa kekuasaan KGPAA Mangkunegara VII terjadi peristiwa penting sekitar tahun 1923 M yakni perubahan status daerah Wonogiri yang dahulu hanya berstatus Kawedanan menjadi Kabupaten. Saat itu Wedana Gunung Ngabehi Warso Adiningrat diangkat menjadi Bupati Wonogiri dengan pangkat Tumenggung Warso Adiningrat. Akibat perubahan status ini, wilayah Wonogiri pun dibagi menjadi 5 Kawedanan yaitu Kawedanan Wonogiri, Wuryantoro, Baturetno, Jatisrono dan Purwantoro. Pada saat itu di wilayah kekuasaan Mangkunegaran dilakukan penghematan anggaran keraton dengan menghapuskan sebagian wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar sehingga wilayah Mangkunegaran manjadi dua yaitu Kabupaten Mangkunegaran dan Kabupaten Wonogiri. Ini berlangsung sampai tahun 1946. d. Masa Cultuur Stelsel Pada masa tanam paksa, Pemerintah Hidia-Belanda membangun jalur rel kereta api Semarang – Surakarta (110 Km) pada tanggal 10 Februari 1870. Hal ini merupakan salah satu cara agar pengangkutan hasil bumi ke Kota Semarang semakin lancar. Terkait dengan hal tersebut, Wonogiri banyak menyumbangkan hasil buminya kepada kasunanan Surakarta untuk diserahkan kepada Pemerintah Hindia-Belanda. Sementara itu pengangkutan kayu dari Wonogiri menuju Solo masih menggunakan cikar yang ditarik kuda atau sapi. Jalur kereta api (KA) antara Solo-Wonogiri sendiri baru dibangun pada tanggal 1 April 1923 dan kemudian dioperasikan oleh Netherlands Indische Spoorwage (NIS) sebuah perusahaan swasta Pemerintah Hindia Belanda. Panjang jalur 33 kilometer, sebagian darinya melintas di tengah Kota Solo. Kereta api Bengawan Wonogiri atau yang lebih dikenal dengan Kereta Feeder Wonogiri. Kereta ini lebih difungsikan untuk kereta penumpang dengan stasiun yang terletak di Giripurwo, Wonogiri, Wonogiri dan berketinggian +144 m dpl. e. Masa Politik Etis Untuk kepentingan pendidikan, pada tahun 1927 pemerintah Hindia-Belanda juga mendirikan sekolah di Wonogiri. Sejak pemerintahan Belanda menerapkan politik Etis banyak sekolah mulai didirikan, walaupun sekolah-sekolah tersebut tidak sebanding dengan jumlah anak usia sekolah. Sekolah-sekolah yang didirikan adalah untuk kepentingan kolonial, baik kepentingan dalam bidang politik, ekonomi maupun administrasi. Jadi sama sekali tidak ditujukan untuk kepentingan rakyat Indonesia. Pada awalnya didirikan Sekolah Bumi Putra bagi para priyayi. Sekolah bumiputra Kelas Satu kelak menjadi Holands Inlandse School (HIS). Namun anak keluaran HIS pada umumnya tidak dapat diterima di sekolah yang lebih tinggi tingkatannya dalan hal ini MULO karena kurang kepandaiannya, teutama mengenai Bahasa Belanda. E. MASA KEMERDEKAAN Sejak Republik Indonesia merdeka, tanggal 17 Agustus 1945 sampai tahun 1946 di wilayah Mangkunegaran terjadi dualisme pemerintahan, yaitu Kabupaten Wonogiri masih dalam wilayah monarki Mangkunegaran dan di lain pihak menginginkan Kabupaten Wonogiri masuk dalam sistem demokrasi Republik Indonesia. Timbulah gerakan Anti Swapraja yang menginginkan Wonogiri keluar dari sistem kerajaan Mangkunegaran. Akhirnya disepakati bahwa Kabupaten Wonogiri tidak menghendaki kembalinya Swapraja Mangkunegaran. Sejak saat itu Kabupaten Wonogiri mempunyai status seperti sekarang, dan masuk sebagai Kabupaten yang berada diwilayah Propinsi Jawa Tengah. Sekitar tahun 1948, ada usaha penjajah Belanda ingin berkuasa kembali dengan cara mengirimkan pasukan lengkap dengan persenjataannya, ke wilayah Surakarta selatan untuk menguasai Kabupaten Sukoharjo dan Wonogiri. Menyikapi manuver tentara Belanda itu, sejumlah pejuang TRI berinisiatif memasang tiga buah track bom di ketiga dasar tiang jembatan agar jembatan hancur, agar tentara Belanda tidak dapat melaju ke Wonogiri. Tapi skenario peledakan jembatan tidak berjalan sesuai rencana. Karena hanya satu bom yang terpasang di tengah yang meledak. Dua bom lainnya, di tiang jembatan sisi utara dan selatan, gagal meledak. Jembatan Nguter rusak di bagian tengahnya. Hal ini cukup menghambat laju pernyusupan tentara Belanda ke Wonogiri. Meskipun kemudian, Belanda menempuh cara melintasi Bengawan Solo dengan meniti jembatan kereta api (KA), dan berupaya memperbaiki bagian tengah jembatan Nguter yang rusak oleh ledakan bom. Selesai perbaikan, kemudian dicoba untuk lewat. Tapi dua tank tempur Belanda berserta kelengkapan amunisinya, terjerumus ke dasar sungai Bengawan Solo. Dua tank tempur itu tidak dapat diangkat ke atas karena terbenam lumpur.
SEJARAH KABUPATEN WONOGIRI
SEJARAH KABUPATEN WONOGIRI Sejarah Lahirnya Pemerintahan di Wonogiri TIDAK terlepas Dari Peran Raden Mas Kata ATAU Pangeran Sambernyowo. Demikian pula mitos ataupun legenda di Wonogiri also LEBIH Banyak berlatar Belakang perjuangan Pangeran Sambernyowo. Namun wilâyah Wonogiri has Terdapat Kebudayaan Yang Berkembang PADA masa-masa sebelumnya. A. MASA PRA SEJARAH Di Kabupaten Wonogiri Terdapat different Bukti temuan artefak di beberapa goa di Kabupaten Wonogiri. Mencari Google Artikel demikian can be disimpulkan bahwa di wilâyah Kabupaten Wonogiri PERNAH Menjadi Peradaban PADA masa pra Sejarah. B. MASA KLASIK Di wilâyah Wonogiri ditemukan Candi Bendo Kasur. Namun Dari temuan ini-pun Belum menggambarkan Aliran agama. Hal tersebut dikarenakan Kondisi candi Yang Sudah aus Dan Tinggal Pondasi. Selain ITU also Terdapat patung Ganesha. Patung Ganesha tersebut Mampu menggambarkan bahwa Kabupaten Wonogiri PADA masa Klasik beragama Hindu Shiwa. C. MASA ISLAM a. Masa Kerajaan Demak Sejarah Wonogiri PADA masa Islam Muncul PADA masa Kerajaan Demak. PADA TAHUN 1478 M merupakan Pergantian Kadipaten Bintaro Menjadi SEBUAH kasultanan Yang Bernama Kasultanan Demak Bintoro. Sejak Kerajaan Majapahit runtuh, Maka Banyak Kadipaten-Kadipaten Kecil Yang Semula merupakan wilâyah Kekuasaan Kerajaan Majapahit akhirnya Bergabung DENGAN Kasultanan Demak. Seiring DENGAN berdirinya Kasultanan Demak, Raden Patah sebagai Pemegang tampuk KEPEMIMPINAN menitahkan untuk review Membangun SEBUAH Masjid Agung Yang digunakan untuk review Beribadah Dan Tempat Pertemuan / silaturahmi. Dari Sumber tradisional Yang Berupa cerita babad maupun legenda diketahui bahwa Masjid Agung Demak Sangat berperan dalan Sejarah MASUK Dan berkembangnya Islam di Pulau Jawa, bahkan pengaruhnya terasa Anda Sampai di Luar Pulau Jawa seperti Malaysia. Konon Masjid Agung Demak Penyanyi Dibuat Oleh para Wali Yang tergabung hearts Wali Songo Dan digunakan untuk review Tempat Pertemuan Saat membicarakan keagamaan soal-soal Dan masalah Islam lainnya. Cerita legenda Yang bersifat simbolis mengisahkan bahwa Masjid Agung Demak Dibuat Oleh para Wali hearts 1 (satu) Malam. Keempat saka guru Masjid Agung Demak merupakan Sumbangan Dari 4 (Empat) wali Yaitu Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Gunung Jati Dan Sunan Kalijaga. Sedangkan saka berukir Yang dipasang di serambi masjid dipercaya berasak Dari Kerajaan Majapahit Dan disebut "Saka Majapahit". Sehubungan DENGAN HAL tersebut, Kabupaten Wonogiri memiliki Peran Yang itub. Seperti wali Yang lainnya, Sunan Giri Segera melaksanakan tugasnya untuk review Mencari kayu jati. Beliau Mencari kayu jati Ke Arah, Selatan menyusuri Sungai Bengawan Solo. Dikisahkan Sepanjang Perjalanan Selalu melewati hutan Dan gunung. Sampailah Perjalanan Sunan Giri di SEBUAH hutan di SEBUAH gunung Yang Penuh DENGAN Pohon Jati. Through ijin Dari Ki Donosari si pemilik hutan tersebut, Sunan Giri memilih pohon jati Yang Sangat tua Yang Tinggi, gede Dan lurus. Untuk review memudahkan Cara pengangkutan kayu jati tersebut dihanyutkan through Sungai Kedawung Yang bermuara di Sungai Bengawan Solo. Here Terdapat cerita legenda bahwa Saat mengangkut kayu Ke sungai Kedawung, Ki Donosari memerintahkan sinden untuk review Naik di differences kayu Dan melantunkan tembang mocopat. Anehnya, kayu terasa Anda LEBIH ringan dan Mudah Dibawa. Sesampainya di Sungai Kedawung, Sunan Giri Memberi nama di daerah adalah tersebut "Wonogiri", KARENA Sepanjang jalan Yang dilihatnya Hanya hutan Dan gunung. Dalam perjalanannya Sunan Giri melewati SEBUAH gunung. Di sana menemui orangutan Yang Selalu membuntuti Dari Bintaro. Maka Sunan Giri memerintahkan untuk review menunggui daerah adalah tersebut Dan Memberi nama di daerah adalah tersebut "Gunung Giri" Yang Berarti Bukit Kecil Yang ditumbuhi pohon jati. PADA masa Kerajaan Mataram Islam di daerah adalah Penyanyi didirikan astana para Kerabat keraton. b. Masa Kerajaan Mataram (Kartasura) Perkembangan organisasi serta Pemerintahan PADA masa Islam di Wonogiri dimulai di Nglaroh, shalat Satu daerah adalah Yang PADA masa Sekarang MASUK hearts wilâyah Desa Pule, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri. Berdasar PADA temuan watu gilang Yang konon merupakan Tempat Duduk Pangeran Samber Nyawa ATAU Raden Mas Said. Tempat tersebut also dipercaya sebagai Lahirnya Pemerintahan di Wonogiri. Raden Mas Said Adalah shalat Satu pangeran Dari Kerajaan Mataram (Kartasura) Yang mengasingkan Diri KARENA ketidakadilan di hearts keraton. Raden Mas Said lahir di Kartasuro PADA hari Minggu Legi, Tanggal 4 Ruwah 1650 Tahun Jimakir, Windu Adi Wuku Wariagung, ATAU bertepatan DENGAN Tanggal Masehi 8 April 1725. Raden Mas Said merupakan putra Dari Kanjeng Pangeran Aryo Mangkunegoro Dan Raden Ayu Wulan Yang wafat melahirkannya Saat . SEMENTARA ITU Saat Usia 2 Tahun Sudah ditinggal ayahnya Pangeran Ario Mangkunegoro, Salah Satu raja Mataram (Kartasura) KARENA diasingkan Oleh Pemerintah Belanda di Bawah Perintah Kapitan Van Hogendorff di Cailon (Srilanka) hearts Rangka memecah belah persatuan di Tubuh keraton Dan digantikan Oleh PB II. Hal ITU KARENA ulah keji Berupa fitnah Dari Kanjeng Ratu Dan Patih Danurejo. Akibatnya, Raden Mas Said mengalami masa Kecil Yang JAUH Dari selayaknya Seorang bangsawan Keraton. Raden Mas Kata menghabiskan masa Kecil Bersama Anak-anak para abdi dalem lainnya, sehingga mengerti betul bagaimana Kehidupan kawula alit. Di Lain parties, RM Kata merupakan cucu Dari Mas Sumarsono (Istri PB II) Yang berasal Dari Nglaroh, Wonogiri. PADA Usia 13 Tahun, RM. Kata diberi Jabatan sebagai Manteri Anom DENGAN sebutan RM. Suryokusumo, sejajar DENGAN Abdi Dalem Menteri. Perlakuan Penyanyi dianggap Semena-mena, KARENA RM. Kata Seharusnya Menjadi Pangeran Sentana. Sehingga RM. Kata TIDAK menyukai SIKAP PB II Yang Selalu tunduk ditunjukan kepada Aturan Belanda. Hingga PADA hari Rabu Kliwon, Tanggal 3 Rabiulawal (Mulud) Windu Sengara, 1666 Tahun Jawa ATAU Tanggal 19 Mei 1741 M, RM. Kata Yang didampingi BRA neneknya. Kusumonarso Beserta pengikutnya Meninggalkan istana Menuju Dusun Nglaroh, Wonogiri guna menyusun kekuatan Melawan Pasukan Kapitan Van Hogendorff (Bukan PB II). Hari Yang sama Rombongan has Sampai tujuan Dan Langsung Membangun Pusat Pemerintahan Beserta PERLENGKAPANNYA (Institusi Pemerintah) Yang terdiri Dari RM. Sutowijoyo sebagai senopati Dan Ki Wirodiwongsi (Warga setempat) sebagai patih Serta 22 orangutan sebagai Prajurit. Dalam mengendalikan perjuangannya, Raden Mas Said mengeluarkan semboyan Yang Sudah Menjadi Ikrar Sehidup Semati Yang Terkenal DENGAN sumpah "Kawulo Gusti" ATAU "Pamoring Kawulo Gusti" sebagai pengikat tali batin ANTARA Pemimpin DENGAN rakyatnya, luluh hearts kata Dan Perbuatan, maju hearts Derap Yang serasi Bagaikan Keluarga Besar Yang Sulit dicerai-beraikan Musuh. Ikrar tersebut berbunyi "Tiji tibeh, mati siji mati kabeh, mukti siji mukti kabeh". Pasukan inti kemudian Berkembang Menjadi Perwira-Perwira Perang Yang mumpuni DENGAN sebutan Punggowo Baku Kawandoso Joyo. c. Pemerintahan di Nglaroh Pemerintahan Yang dibangun Oleh RM. Kata di Dusun Nglaroh diawali Tepat PADA hari Rabu Kliwon, Tanggal 3 Rabiul Awal Tahun 1666 DENGAN candra sengkala "Roso Retu Ngoyeg Jagad" ATAU bertepatan DENGAN Tanggal 19 Mei 1741 M DENGAN surya sengkala "Kahutaman Sumebaring Giri Linuwih". Bentuk Pemerintahan di Dusun Nglaroh Masih Sangat Terbatas Dan Sangat sederhana Dan dikemudian hari Menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan rakyat. Tanggal Penyanyi pula Yang dijadikan Hari Jadi Kabupaten Wonogiri. Inisiatif untuk review menjadikan Wonogiri (Nglaroh) secara sebagai Perjuangan Raden mas Said, Adalah Dari rakyat Wonogiri Sendiri (Wiradiwangsa) which are didukung Oleh Penduduk Wonogiri PADA Saat ITU. Raden Mas Said also creates Suatu concept manajemen Pemerintahan Yang dikenal sebagai Tri Darma Yaitu: 1. Mulat Sarira Hangrasa Wani, artinya Berani mati hearts Pertempuran KARENA hearts Pertempuran Hanya ADA doa PILIHAN Hidup ATAU mati. Berani bertindak Menghadapi cobaan Dan Tantangan meski hearts Kenyataan Berat untuk review dilaksanakan. Sebaliknya, disaat MENERIMA anugerah Baik Berupa harta Benda ATAU anugerah berbaring, Harus diterima DENGAN Cara Yang Wajar. Hangrasa Wani, mau Berbagi bahagia DENGAN orangutan lain. 2. Rumangsa Melu handarbeni, artinya merasa Ikut memiliki daerahnya, tertanam hearts Sanubari Yang terdalam, sehingga PADA akhirnya PADA akhirnya akan menimbulkan Perasaan rela Berjuang Dan BEKERJA untuk review daerahnya. Merawat Dan melestarikan Kekayaan Yang terkandung didalamnya. 3. Wajib Melu hangrungkebi, artinya DENGAN merasa Ikut memiliki Timbul Kesadaran untuk review Berjuang Hingga Titik Darah penghabisan untuk review tanah kelahirannya. D. MASA Kolonial a. Kondisi Wonogiri Saat Akhir Keraton Mataram (Kartasura) PADA Tahun 1741 M, PADA Saat Perjalanan RM. Kata Dan Rombongan Menuju Dusun Nglaroh, Daerah Wonogiri Belum terjamah Belanda. Berdasar Dari Sebuah Kisah, bahwa jalan Sepanjang Menuju Nglaroh suasananya Sangat Nyaman Dan tentram. Namun 'masyarakat setempat mengetahui keberadaan Kolonial Belanda di Surakarta (Pusat Pemerintahan) Dan bersikap Membenci Terhadap Kolonial Belanda. Hal Penyanyi Sangat menguntungan RM. Kata hearts Rangka menyusun kekuatan untuk review menentang Kolonial Belanda. b. Perjuangan RM. Kata Melawan Penjajah Kegigihan Raden Mas Said hearts memerangi Musuh-musuhnya Sudah TIDAK diragukan Lagi, bahkan Hanya DENGAN Prajurit Yang jumlahnya Sedikit, TIDAK akan Gentar Melawan Musuh. Raden Mas Said merupakan panglima Perang Yang mumpuni, Terbukti selama hidupnya Sudah melakukan TIDAK Kurang 250 Kali Pertempuran DENGAN TIDAK menderita kekalahan Yang Berarti. Dari sinilah Raden Mas Said mendapat julukan "Pangeran Sambernyawa" KARENA dianggap sebagai Penebar maut (Penyambar Nyawa) Bagi siapa Saja musuhnya PADA SETIAP Pertempuran. Cerita TENTANG Perjuangan RM. Kata tertuang hearts cerita rakyat. Dikisahkan Terjadi Pertempuran di Dusun Dlepih, Tirtomoyo. RM Pasukan. Kata dikepung Oleh Pasukan Belanda. * Semua jalan has Tertutup Dan Satu-Satunya jalan Hanya menyeberangi sungai Yang sedang banjir. Dalam Menghadapi kesulitan tersebut, RM Kata mengambil tindakan menendang pohon beringin Yang berada di Pinggir Kali Hingga roboh melintangi sungai. Mencari Google Artikel Segera Pasukan RM. Kata meniti pohon beringin tersebut. Saat Belanda Mengejar DENGAN jalan Yang sama, Pasukan RM. Kata Segera menyambut DENGAN Senjata. Dalam Menghadapi RM perjuangan. Kata, Belanda mengalami gede Kerugian. Pertempuran tersebut Membutuhkan dana Yang Sangat gede. Demikian pula pasukannya Banyak Yang Tewas. Belanda merasa kewalahan sehingga Mencari jalan Damai through Suatu perundingan. Berdasar Perjanjian Salatiga, RM Kata dinobatkan Menjadi Raja Pura Mangkunegaran Dan berhak differences tanah 6000 karya Beserta daerah-daerah adalah Yang dikuasainya terlebih PT KARYA CIPTA PUTRA. c. Kerajaan Mangkunegaran Berkat keuletan Dan ketangguhan Raden Mas Said hearts Taktik Pertempuran Dan bergerilya sehingga Luas Wilayah perjuangannya meluas meliputi Ponorogo, Madiun Dan Rembang bahkan Sampai daerah adalah Yogyakarta. PADA akhirnya differences bujukan Sunan Paku Buwono III, Raden Mas Said guna bersedia diajak Ke Meja perundingan mengakhiri Pertempuran. Dalam perundingan Yang melibatkan Sunan Paku Buwono III, Sultan Hamengkubuwono I Dan parties Kompeni Belanda, disepakati bahwa Raden Mas Said mendapat daerah adalah Kekuasaan Dan diangkat sebagai Adipati Miji ATAU mandiri bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegoro I. Penetapan Wilayah Kekuasaan Raden Mas Said Terjadi PADA Tanggal 17 Maret 1757 through SEBUAH perjanjian di daerah adalah Salatiga. Kedudukannya sebagai Adipati Miji sejajar DENGAN kedudukan Sunan Paku Buwono III Dan Sultan Hamengkubuwono I DENGAN daerah adalah Kekuasaan meliputi Wilayah Keduwang (daerah adalah Wonogiri Bagian Timur), Honggobayan (daerah adalah timur laut Kota Wonogiri Sampai Perbatasan Jatipurno Dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar), Sembuyan (daerah adalah Sekitar Wuryantoro Dan Baturetno), Matesih, Dan Gunung Kidul. KGPAA Mangkunegoro I membagi Wilayah Kabupaten Wonogiri Menjadi 5 (lima) daerah adalah Yang masing-masing memiliki Ciri Khas ATAU karakteristik Yang digunakan sebagai Metode hearts menyusun Pengembangan strategi KEPEMIMPINAN, Yaitu: 1. Daerah Nglaroh (wilâyah Wonogiri Bagian utara, Sekarang MASUK Wilayah kecamatan Selogiri). Sifat Rakyat Daerah Penyanyi Adalah Bandol Ngrompol Yang Berarti KUAT Dari Segi rohani Dan Jasmani, memiliki Sifat bergerombol ATAU berkumpul. Karakteritik Penyanyi Sangat positif hearts kaitannya untuk review menggalang persatuan Dan Kesatuan. Rakyat di daerah adalah Nglaroh also bersifat pemberani, suka berkelahi, MEMBUAT keributan akan tetapi JIKA can memanfaatkan Potensi rakyat Nglaroh can Menjadi kekuatan dasar dasar Yang KUAT untuk review perjuangan. 2. Daerah Sembuyan (wilâyah Wonogiri Bagian Selatan Sekarang Baturetno Dan Wuryantoro), mempunyai Karakter sebagai Kutuk Kalung Kendho Yang Berarti bersifat penurut, Mudah diperintah Pimpinan ATAU mempunyai Sifat paternalistik. 3. Daerah Wiroko (wilâyah Sepanjang Kali Wiroko ATAU Bagian Tenggara Kabupaten Wonogiri Sekarang MASUK wilâyah Kecamatan Tirtomoyo). Masyarakat didaerah Penyanyi mempunyai Karakter sebagai Kethek Saranggon, mempunyai kemiripan seperti Sifat Kera Yang Suka Hidup bergerombol, Sulit diatur, Mudah tersinggung Dan Kurang memperhatikan tata krama sopan santun. JIKA didekati mereka kadang Kurang mau menghargai Orang Lain, tetapi JIKA dijauhi mereka akan sakit hati. Istilahnya Gampang-Gampang susah. 4. Daerah Keduwang (wilâyah Wonogiri Bagian Timur) masyarakatnya mempunyai Karakter sebagai Lemah Bang Gineblegan. Sifat Penyanyi Bagai tanah liat Yang can Padat Dan can be dibentuk JIKA ditepuk-Tepuk. Masyarakat daerah adalah Penyanyi Suka berfoya-Foya, boros Dan Sulit untuk review melaksanakan Perintah. Akan tetapi Bagi Seorang Pemimpin Yang industri tahu Dan PAHAM Karakter Sifat Dan karakteristik mereka, ibarat Mampu menepuk-nepuk layaknya Sifat tanah liat, Maka mereka akan Mudah diarahkan Ke HAL Yang bermanfaat. 5. Daerah Honggobayan (daerah adalah timur laut Kota Wonogiri Sampai Perbatasan Jatipurno Dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar) mempunyai Karakter seperti Asu Galak Ora Nyathek. Karakteristik 'masyarakat disini diibaratkan anjing Buas Yang Suka menggonggong akan tetapi TIDAK Suka menggigit. Sepintas Dilihat Dari tutur kata Dan bahasanya, society Honggobayan Memang kasar Dan keras menampakkan Sifat sombong Dan Congklak Serta Tinggi hati, Dan Yang terkesan Adalah Sifat kasar menakutkan. Akan tetapi mereka sebenarnya baik hati, Perintah Pimpinan akan dikerjakan DENGAN Penuh tanggungjawab. Mencari Google Artikel Memahami Karakter daerah-daerah adalah tersebut, Raden Mas Kata Checklists Memverifikasi Cara Yang BERBEDA hearts Memerintah Dan mengendalikan rakyat diwilayah kekuasaannya, menggali Potensi Yang Maksimal demi Kemajuan hearts Membangun wilâyah tersebut. PADA Tahun 1775 M, Kasunanan Surakarta has Jatuh di serbi Kolonial Belanda DENGAN berdirinya Benteng Vasternburg di Dekat keraton. Wonogiri also Sedikit Banyak berpengaruh DENGAN keberadaan Penjajahan tersebut. Di Bawah Perintah Mangkunegara I, Kabupaten Wonogiri Selalu giat Melawan Kolonial Belanda. Raden Mas Said Memerintah selama Kurang LEBIH 40 Tahun Dan wafat PADA Tanggal 28 Desember 1795. Penghasilan kena pajak Raden Mas kata Dunia Meninggal, Kekuasaan trah Mangkunegaran diteruskan Oleh putra-putra beliau. PADA masa Kekuasaan KGPAA Mangkunegara VII Terjadi Peristiwa Penting Sekitar Tahun 1923 M yakni perubahan statusnya daerah adalah Wonogiri Yang PT KARYA CIPTA PUTRA Hanya berstatus Kawedanan Menjadi Kabupaten. Saat ITU Wedana Gunung Ngabehi Warso Adiningrat diangkat Menjadi Bupati Wonogiri DENGAN pangkat Tumenggung Warso Adiningrat. Akibat perubahan statusnya Penyanyi, wilâyah Wonogiri pun dibagi Menjadi 5 Kawedanan Yaitu Kawedanan Wonogiri, Wuryantoro, Baturetno, Jatisrono Dan Purwantoro. PADA Saat ITU di wilâyah Kekuasaan Mangkunegaran dilakukan penghematan Anggaran keraton DENGAN menghapuskan sebagian wilâyah Kabupaten Yaitu Kabupaten Karanganyar sehingga wilâyah Mangkunegaran manjadi doa Yaitu Kabupaten Mangkunegaran Dan Kabupaten Wonogiri. Penyanyi berlangsung Sampai Tahun 1946. d. Masa Cultuur Stelsel PADA masa Tanam Paksa, Pemerintah Hidia-Belanda Membangun Jalur rel Kereta Api Semarang - Surakarta (110 Km) PADA Tanggal 10 Februari 1870. Hal Penyanyi merupakan shalat Satu Cara agar pengangkutan hasil bumi Ke Kota Semarang Semakin tidak lancar. Terkait DENGAN HAL tersebut, Wonogiri Banyak menyumbangkan hasil temuan buminya ditunjukan kepada Kasunanan Surakarta untuk review Diserahkan ditunjukan kepada Pemerintah Hindia-Belanda. SEMENTARA ITU pengangkutan kayu Dari Wonogiri Menuju Solo Masih using cikar Yang ditarik kuda ATAU sapi. Jalur Kereta Api (KA) ANTARA Solo-Wonogiri Sendiri baru dibangun PADA Tanggal 1 April 1923 Dan kemudian dioperasikan Oleh Belanda Indische Spoorwage (NIS) SEBUAH Perusahaan Swasta Pemerintah Hindia Belanda. Panjang Jalur 33 kilometer, sebagian darinya melintas di Tengah Kota Solo. Kereta api Bengawan Wonogiri ATAU Yang LEBIH dikenal DENGAN Kereta Feeder Wonogiri. Kereta Penyanyi LEBIH difungsikan untuk review Mobil Murah Penumpang DENGAN Stasiun Yang terletak di Giripurwo, Wonogiri, Wonogiri Dan berketinggian 144 m dpl. e. Masa Politik ETIS UNTUK kepentingan Pendidikan, PADA Tahun 1927 Pemerintah Hindia-Belanda also mendirikan sekolah di Wonogiri. Sejak Pemerintahan Belanda Checklists Memverifikasi politik ETIS Banyak sekolah Mulai didirikan, walaupun sekolah-sekolah tersebut TIDAK sebanding DENGAN Jangka Waktu Anak Usia sekolah. Sekolah-sekolah Yang didirikan Adalah untuk review kepentingan Kolonial, baik kepentingan hearts Bidang politik, Ekonomi maupun administrasi. Jadi sama Sekali TIDAK ditujukan untuk review kepentingan rakyat Indonesia. PADA awalnya didirikan Sekolah Bumi Putra Bagi para priyayi. Sekolah bumiputra Kelas Satu Kelak Menjadi Holands inlandse School (HIS). Namun Anak Keluaran PADA HIS umumnya TIDAK can be diterima di sekolah Yang LEBIH Tinggi tingkatannya dalan HAL Penyanyi MULO KARENA Kurang kepandaiannya, teutama Mengenai Bahasa Belanda. E. MASA Kemerdekaan Sejak Republik Indonesia merdeka, Tanggal 17 Agustus 1945 Sampai Tahun 1946 di Wilayah Mangkunegaran Terjadi dualisme Pemerintahan, Yaitu Kabupaten Wonogiri Masih hearts wilâyah Monarki Mangkunegaran dan DI Lain parties menginginkan Kabupaten Wonogiri MASUK hearts Sistem demokrasi Republik Indonesia. Timbulah Gerakan Anti Swapraja Yang menginginkan Wonogiri Keluar Dari Sistem Kerajaan Mangkunegaran. Akhirnya disepakati bahwa Kabupaten Wonogiri TIDAK menghendaki kembalinya Swapraja Mangkunegaran. Sejak Saat ITU Kabupaten Wonogiri mempunyai status yang seperti Sekarang, Dan MASUK sebagai Kabupaten Yang berada diwilayah Propinsi Jawa Tengah. Sekitar Tahun 1948, ADA usaha penjajah Belanda Ingin berkuasa Kembali DENGAN Cara mengirimkan Pasukan Lengkap Dengan persenjataannya, ke wilâyah Surakarta Selatan untuk review Menguasai Kabupaten Sukoharjo Dan Wonogiri. Menyikapi manuver Tentara Belanda ITU, sejumlah pejuang TRI berinisiatif memasang Tiga buah melacak bom di Ketiga dasar dasar tiang Jembatan agar Jembatan Hancur, agar Tentara Belanda TIDAK can be Melaju Ke Wonogiri. TAPI Skenario peledakan Jembatan TIDAK Berjalan Sesuai Rencana. KARENA Hanya Satu bom Yang Terpasang di Tengah Yang meledak. Dua bom lainnya, di tiang Jembatan Sisi Utara Dan selatan, Gagal meledak. Jembatan Nguter Rusak di Bagian tengahnya. Hal Penyanyi Cukup menghambat Laju pernyusupan Tentara Belanda Ke Wonogiri. Meskipun kemudian, Belanda menempuh Cara melintasi Bengawan Solo DENGAN meniti Jembatan Kereta Api (KA), Dan berupaya Memperbaiki Bagian Tengah Jembatan Nguter Yang Rusak Oleh ledakan bom. Selesai Perbaikan, kemudian dicoba untuk review lewat. doa tangki TAPI tempur Belanda berserta Kelengkapan amunisinya, terjerumus Ke dasar dasar sungai Bengawan Solo. tangki Dua tempur ITU TIDAK DAPAT diangkat Ke differences KARENA terbenam lumpur.

No comments:

Post a Comment