Sunday, June 19, 2016

Wisata Gunung Kelimutu dan Sejarahnya



danau tiga warna gunung kelimutu
Pada tanggal 26 Februari 1992, Danau Kelimutu masuk dalam kawasan Taman Nasional Kelimutu, sebuah taman nasional terkecil dari enam taman nasional yang ada di kawasan Bali dan Nusa Tenggara. Tempat wisata ini berada di puncak Gunung Kelimutu dengan ketinggian 1.690 meter di atas permukaan laut. Danau Kelimutu terdiri dari tiga buah ‘kubangan’ atau kawah dengan warna yang berbeda-beda.
Selain dikenal dengan nama Danau Kelimutu, tempat wisata ini juga dikenal sebagai Danau Tiga Warna. Sebuah fenomena alam yang sangat menakjubkan karena tiga kawah dengan jarak yang berdekatan, namun memiliki warna air yang berbeda. Warna air danau umumnya adalah merah, putih dan biru, namun bisa berubah menjadi hijau, hitam dan coklat, atau variasi warna lainnya. Uniknya, saat para peneliti mencoba mengambil air danau ini sebagai sampel, airnya bening tanpa warna.
Ketiga danau ini dipisahkan oleh tebing batu curam yang mudah longsor, sehingga wisatawan diharapkan mampu menjaga jarak aman saat berada di area sekitar danau. Saat yang tepat untuk berkunjung ke tempat wisata ini adalah antara bulan Juni – Agustus dikarenakan hujan cenderung tidak turun sehingga medan yang harus dilewati terhitung aman.
Jika ingin mendapatkan pemandangan terbaik dari Danau Kelimutu, berangkatlah mendaki antara jam 2-3 pagi dari Moni yang merupakan desa terdekat dengan lokasi danau. Sesampainya di puncak, Anda bisa menyaksikan pemandangan matahari terbit di atas Danau Kelimutu yang luar biasa indah. Jangan lupa menyiapkan kamera, ya.

Sejarah Danau Kelimutu
Keberadaan Danau Kelimutu pertama kali ditemukan pada tahun 1915 oleh seorang Belanda bernama Van Such Telen. Saat itu ia mengatakan pada warga sekitar bahwa di puncak Gunung Kelimutu terdapat tiga buah danau dengan warna merah, putih dan biru. Warga tak mudah percaya karena tiga warna yang disebutkan Telen sama dengan warna bendera Belanda. Sampai kemudian warga membuktikan sendiri keberadaan Danau Kelimutu.
Keindahan tempat wisata ini semakin populer setelah dirangkum dalam sebuah lukisan karya Y. Bouman pada tahun 1929. Sejak saat itu, keindahan dan keunikan Danau Kelimutu semakin dikenal luas dan mulai banyak dikunjungi wisatawan.
Mitos Danau Kelimutu
Ketiga danau yang berbeda warna di puncak Gunung Kelimutu ini memiliki nama masing-masing. Warga setempat percaya bahwa danau ini merupakan tempat bersemayam jiwa-jiwa dari orang yang meninggal.
Nama ketiga danau ini antara lain Tiwu Ata Mbupu yang menjadi tempat jiwa-jiwa orang tua yang meninggal, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai yang menjadi tempat jiwa-jiwa orang muda yang meninggal, dan yang terakhir adalah Tiwu Ata Polo yang menjadi tempat jiwa-jiwa orang jahat yang meninggal. Tiwu sendiri dalam bahasa setempat berarti danau.
Dari ketiga danau tersebut, yang paling sering berubah warna adalah Tiwu Nuwa Muri Koo Fai. Menurut warga setempat, hal ini dimungkinkan karena jiwa yang menempati danau ini masih muda dan labil sehingga mempengaruhi perubahan warna air danau.
Perubahan warna bisa jadi pertanda
Warga setempat percaya bahwa perubahan warna yang terjadi di Danau Kelimutu bisa menjadi pertanda buruk akan terjadinya suatu bencana di Indonesia. Menurut mereka, hal ini pernah terjadi beberapa kali, di antaranya pada tahun 1992 dan 2004.
Pada tahun 1992, salah satu danau berubah menjadi coklat kemerahan seperti hati ayam. Tak lama kemudian, terjadi gempa bumi di Flores yang memakan banyak korban jiwa. Hal yang sama terjadi pada tahun 2004 di mana Aceh diterjang tsunami dan menimbulkan banyak sekali korban jiwa.
Menurut warga sekitar, Danau Kelimutu memiliki kekuatan magis yang luar biasa besar. Hal ini membuat danau sangat dikeramatkan. Warga juga seringkali menggelar upacara atau ritual khusus dengan membawa sesaji sebagai persembahan dengan tujuan meminta keselamatan dan keberkahan.
Jika anda ingin berkunjung kesini, ada beberapa tips yg bermanfaat:
Akomodasi.
Ada beberapa penginapan yang bisa Anda pilih, seperti Kelimutu Crater Lakes Ecolodge, Watugana Bungalow, Bintang Lodge, Hotel Arwanti, Hotel Flores Sare, atau Sao Ria Wisata. Sebagian besar hotel-hotel di Desa Moni berfasilitas air panas, tetapi ada pula yang tidak. Harganya bervariatif, mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 300.000.
Berbelanja.
Suvenir lokal tersedia di area parkir. Anda bisa menemukan kain ikat, kain tenun khas Flores. Setiap kabupaten di Flores memiliki motifnya masing-masing. Berikut beberapa toko yang menjual kain ikat, berbagai macam kerajinan tangan, dan barang antik.
Transportasi.
Kelimutu terletak di Desa Koanara, Kecamatan Wolowaru, sekitar 66 kilometer dari kota Ende dan 83 kilometer dari Maumere. Moni merupakan kota yang paling dekat, terletak di kaki Gunung Kelimutu. Kota kecil ini merupakan pintu gerbang menuju Danau Kelimutu. Jarak antara Moni dan Kelimutu sekitar 15 kilometer.
Untuk membawa ke area parkir sebelum menuju puncak Gunung Kelimutu bisa menggunakan ojek, mobil, atau moda transportasi umum. Terdapat bus kayu atau oto kol ke Ende dari Maumere yang melewati Moni. Dari sana, masih harus bejalan sekitar 15 kilometer menuju lokasi danau.
Waktu terbaik.
Kelimutu biasanya diselimuti kabut. Jadi lebih baik berkunjung pada dini hari sekitar pukul 03.30 agar dapat menyaksikan suasana matahari terbit yang menawan. Suasana inilah yang paling baik untuk menyaksikan pemandangan Danau Kelimutu.

Danau ini dikenal dengan nama Danau Tiga Warna karena memiliki tiga warna yang berbeda, yaitu merah, biru, dan putih. Walaupun begitu, warna-warna tersebut selalu berubah-ubah seiring dengan perjalanan waktu.
Danau ini berada di ketinggian 1.631 meter dari permukaan laut.
Kelimutu merupakan gabungan kata dari “keli” yang berarti gunung dan kata “mutu” yang berarti mendidih. Menurut kepercayaan penduduk setempat, warna-warna pada danau Kelimutu memiliki arti masing-masing dan memiliki kekuatan alam yang sangat dahsyat.
Danau atau Tiwu Kelimutu di bagi atas tiga bagian yang sesuai dengan warna – warna yang ada di dalam danau. Danau berwarna biru atau “Tiwu Nuwa Muri Koo Fai” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa muda-mudi yang telah meninggal. Danau yang berwarna merah atau “Tiwu Ata Polo” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang yang telah meninggal dan selama ia hidup selalu melakukan kejahatan/tenung. Sedangkan danau berwarna putih atau “Tiwu Ata Mbupu” merupakan tempat berkumpulnya jiwa-jiwa orang tua yang telah meninggal.
Luas ketiga danau itu sekitar 1.051.000 meter persegi dengan volume air 1.292 juta meter kubik. Batas antar danau adalah dinding batu sempit yang mudah longsor. Dinding ini sangat terjal dengan sudut kemiringan 70 derajat. Ketinggian dinding danau berkisar antara 50 sampai 150 meter.
Awal mulanya daerah ini diketemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915. Keindahannya dikenal luas setelah Y. Bouman melukiskan dalam tulisannya tahun 1929. Sejak saat itu wisatawan asing mulai datang menikmati danau yang dikenal angker bagi masyarakat setempat. Mereka yang datang bukan hanya pencinta keindahan, tetapi juga peneliti yang ingin tahu kejadian alam yang amat langka itu.
Kawasan Konservasi Alam Nasional
Kawasan Kelimutu telah ditetapkan menjadi Kawasan Konservasi Alam Nasional sejak 26 Februari 1992.
Jenis hutan
  • Hutan Dipterokarp Bukit adalah kawasan hutan yang terdapat di ketinggian antara 300 – 750 meter.
  • Hutan Dipterokarp Bukit 300 – 750 meter
  • Hutan Dipterokarp Atas ketinggian 750 – 1.200 meter
  • Hutan Montane 1,200 – 1.500 meter
  • Hutan Ericaceous > 1.500 meter
Beberapa flora yang dapat ditemui di sekitar danau antara lain Kesambi (Schleichera oleosa), Cemara (Casuarina equisetifolia) dan bunga abadi Edelweiss. Sedangkan fauna yang ada di sekitar danau, antara lain Rusa (Cervus timorensis), Babi hutan (Sus sp.), Ayam hutan (Gallus gallus) dan Elang (Elanus sp.)
Danau Kelimutu yang terletak di puncak Gunung Kelimutu ini masuk dalam rangkaian Taman Nasional Kelimutu.
Danau Kelimutu mempunyai tiga kubangan raksasa. Masing-masing kubangan mempunyai warna air yang selalu berubah tiap tahunnya. Air di salah satu tiga kubangan berwarna merah dan dapat menjadi hijau tua serta merah hati; di kubangan lainnya berwarna hijau tua menjadi hijau muda; dan di kubangan ketiga berwarna coklat kehitaman menjadi biru langit.
Secara adminitratif, Danau Kelimutu berada pada 3 kecamatan, yakni Kecamatan Detsuko, Kecamatan Wolowaru dan Kecamatan Ndona, ketiganya berada di bawah naungan Kabupaten Dati II Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur.
Akses ke Kawasan ini yaitu dari ibukota Propinsi NTT, yakni Kupang, menggunakan pesawat menuju kota Ende, di Pulau Flores, dengan waktu tempuh mencapai 40 menit. kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan umum berupa mini bus, menuju Desa Kaonara, yang berjarak 93 km, dengan waktu tempuh sekitar 3 jam. Dari Desa Koanara menuju Puncak Danau Kelimutu, berjalan sepanjang 2,5 km.
Sebagai salah satu objek wisata andalan , maka akomodasi di sekitar danau cukup diperhatikan. Di sekitar danau terdapat pondok jaga, shelter berteduh untuk pengunjung, MCK, kapasitas lahan parkir , serta beberapa losmen kecil

No comments:

Post a Comment