Saturday, June 11, 2016

Sejarah Situbondo dan Tempat Wisata



Asal Usul Nama Kabupaten Situbondo Berdasarkan Legenda Pangeran Situbondo, nama Kabupaten Situbondo berasal dan narna Pangeran Situborido atau Pangeran Aryo Gajah Situbondo, dimana sepengetahuan masyarakat Situbondo bahwa Pangeran Situbondo tidak pernah menampakkan diri, hal tersebut dikarenakan keberadaannya di Kabupaten Situbondo kemungkinan sudah dalam keadaan meninggal-dunia akibat kekalahan pertarungannya dengan Joko Jumput, sehingga hanya ditandai dengan ditemukannya sebuah 'odheng' (ikat kepala) Pangeran Situbondo yang ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan dan sekarang dijadikan Ibukota Kabupaten Situbondo.Sedangkan menurut pemeo yang berkembang di masyarakat, arti kata SITUBONDO berasal dan kata : SITI = tanah dan BONDO ikat, hal tersebut dikaitkan dengan suatu keyakinan bahwa orang pendatang akan diikat untuk menetap di tanah Situbondo, Kenyataan mendekati kebenaran karna banyak orang pendatang yang akhirnya menetap di Kabupaten Situbondo. LEGENDA PANGERAN SITUBONDO Pengeran Situbondo atau Pengeran Aryo Gajah Situbondo besaral dan Madura, pada suatu ketika dia ingin meminang Putri Adipati Suroboyo yang terkenal cantik, maka datanglah Pangeran Situbondo ke Surabaya untuk melamar Putri Adipati Suroboyo, namun sayang keinginan Pangeran Situbondo sebenarnya ditolak oleh Adipati Suroboyo, akan tetapi penolakannya tidak secara terus-terang hanya diberi persyaratan untuk membabat hutan di sebelah Timur Surabaya, padahal persyaratan tersebut hanyalah suatu alasan yang maksudnya untuk mengulur-ulur waktu saja, sambil merencanakan siasat bagaimana caranya dapat menyingkirkan Pangeran Situbondo; Kesempatan Adipati Suroboyo menjalankan rencananya terbuka ketikakeponakannya yang bernama Joko Taruno dan Kediri, karena rupanya Joko Taruno juga bermaksud menyunting putrinya, dan Adipati Suroboyo tidak keberatan namun dengan syarat Joko Taruno harus mengalahkan Pangeran Situbondo terlebih dahulu. Terdorong keinginannya untuk menyunting sang putri, maka berangkatlah Joko Taruno ke hutan untuk menantang Pangeran Situbondo, namun sayang Joko Taruno kalah dalam pertarungan tetapi kekalahannya tidak sampai terbunuh, sehingga Joko Taruno masih sempat mengadakan sayembara bahwa "barang siapa bisa mengalahkan Pangeran Situbondo akan mendapatkan hadiah separuh kekayaannya". Mendengar sayembara tersebut datanglah Joko Jumput putra Mbok Rondo Prabankenco untuk mencoba, maka ditantanglah Pangeran Situbondo oleh Joko Jumput, dan ternyata dalam pertarungan tersebut dimenangkan Joko Jumput, sedangkan Pangeran Situbondo tertendang jauh ke arah Timur hingga sampai di daerah Kabupaten Situbondo ditandai dengan ditemukannya sebuah 'odheng' (ikat kepala) Pangeran Situbondo, yang tepatnya ditemukan di wilayah Kelurahan Patokan yang sekanang menjadi Ibukota Kabupaten Situbondo. Selanjutnya kembali ke Surabaya dimana di hadapan Adipati Suroboyo kemenangan Joko Jumput atas Pangeran Situbondo diakui oleh Joko Taruno sebagai kemenangannya, namun Adipati Suroboyo tidak begitu saja mempercayainya, maka untuk membuktikannya' disuruhlah keduanya bertarung untuk menentukan siapa yang menjadi pemenang sesungguhnya. Akhirnya pada saat pertarungan terjadi Joko Taruno tertimpa kutukan menjadi patung "Joko Dolog" akibat kebohongannya. Sejarah Kota Situbondo Sejarah Kabupaten Situbondo tidak terlepas dari sejarah Karesidenan Besuki, sehingga kita perlu mengkaji terlebih dahulu sejarah Karesidenan Besuki. Yang membabat Karesidenan Besuki pertama kali adalah Ki Pateh Abs (± th 1700) selanjutnya dipasrahkan kepada Tumenggung Joyo Lelono. Karena pada saat itu juga Belanda sudah menguasai Pulau Jawa (± th 1743) terutama di dáerah pesisir termasuk pula Karesidenan Besuki dan dengan segala tipu-dayanya, maka pada akhirnya Tumenggung Joyo Lebono tidak berdaya hingga Karesidenan Besuki dikuasai sepenuhnya oleh Belanda. Pada masanya (± th 1798) Pemerintahan Belanda pernah kekurangan keuangan untuk membiayai Pemerintahannya, sehingga Pulau Jawa pernah dikontrakkan kepada orang China, kemudian datanglah Raffles (± th 1811 - 1816) dan Inggris yang mengganti kekuasaan Belanda dan menebus Pulau Jawa, namun kekuasaan Inggris hanya bertahan beberapa tahun saja, selanjutnya Pulau Jawa di kuasai kembali oleh Belanda, dan diangkatlah Raden Noto Kusumo putra dan Pangeran Sumenep Madura yang bergelar Raden Tumenggung Prawirodiningrat I (± th 1820) sebagai Residen Pertama Karesidenan Besuki. Dalam masa Pemerintahan Kacten II banyak membantu I-'emenntaii Belanda dalam membangun Kabupaten Situbondo, antara-lain Pembangunan Dam Air Pintu Lima di Desa Kotakan Situbondo. setelah Raden Prawirodiningrat I meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah kaden Prawirodiningrat II (± th 1830). Dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II banyak menghasilkan karya yang cukup menonjol antara-lain berdirinya Pabrik Gula di Kabupaten Situbondo, dimulai dan PG. Demas, PG. Wringinanom, PG. Panji, dan PG. Olean, maka atas jasanya tersebut Pemerintah Belanda memberikan hadiah berupa "Kalung Emas Bandul Singa". Perlu diketahui pula pada masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat II wilayahnya hingga Kabupaten Probolinggo, terbukti salah seorang putranya yang bernama Raden Suringrono menjadi Bupati Probolinggo. Setelah Raden Prawirodiningrat II meninggal-dunia sebagai penggantinya adalah Raden Prawirodiningrat III (± th 1840). Tetapi dalam masa Pemerintahan Raden Prawirodiningrat III perkembangan Karesidenan Besuki kalah maju dibanding Kabupaten Situbondo, mungkin karena di Kabupaten Situbondo mempunyai beberapa pelabuhan yang cukup menunjang perkembangannya, yaitu antara-lain : Pelabuhan Panarukan, Kalbut dan Jangkar, sehingga pada akhimya pusat pemerintahan berpindah ke Kabupaten Situbondo dengan Raden Tumenggung Aryo Soeryo Dipoetro diangkat sebagai Bupati Pertama Kabupaten Situbondo, dan wilayah Karesidenan Besuki dibagi menjadi 2 yaitu: Besuki termasuk Suboh ke arah Barat hingga Banyuglugur ikut wilayah Kábupaten Bondowoso dan Mlandingan ke arah Timur hingga Tapen ikut wilayah Kabupaten Situbondo, hal ini terbukti dan logat bicara orang Besuki yang mirip dengan logat Bondowoso dan logat bicara orang Prajekan mirip dengan logat Situbondo. PERUBAHAN NAMA KABUPATEN Pada mulanya nama Kabupaten Situbondo adalah "Kabupaten Panarukan" dengan Ibukota Situbondo, sehingga dahulu pada masa Pemerintahan Belanda oleh Gubernur Jendral Daendels (± th 1808 - 1811) yang membangun jalan dengan kerja paksa sepanjang pantai utara Pulau Jawa dikenal dengan sehutan "Jalan Anyer - Panarukan" atau lebih dikenal lagi "Jalan Daendels", kemudian seiring waktu berjalan barulah pada masa Pemerintahan Bupati Achmad Tahir (± th 1972) diubah menjadi Kabupaten Situbondo dengan Ibukota Situbondo, berdasankan Peratunan Pemerintah RI Nomor. 28 / 1972 tentang Perubahan Nama dan Pemindahan Tempat Kedudukan Pemerintah Daerah. Perlu diketahui pula bahwa Kediaman Bupati Situbondo pada masa lalu belumlah berada di lingkungan Pendopo Kabupaten namun masih menempati rumah pribadinya, baru pada masa Pemerintahan Bupati Raden Aryo Poestoko Pranowo (± th 1900 - 1924), dia memperbaiki Pendopo Kabupaten sekaligus membangun Kediaman Bupati dan Paviliun Ajudan Bupati hingga sekarang ini, kemudian pada masa Pemerintahan Bupati Drs. H. Moh. Diaaman, Pemerintah Kabupaten Situbondo memperbaiki kembali Pendopo Kabupaten (± th 2002). 

1.Pantai Pathek

Pantai Pathek adalah salah satu pantai yang bisa dikunjungi saat berada di Kabupaten Situbondo. Terletak 5 Km ke arah utara kota Situbondo, pantai Pathek merupakan pantai yang masih alami dan tidak terlalu ramai di kunjungi.
Pantai Pathek menawarkan keindahan alam yang cukup asri. Pesona matahari terbenam dan obyek bawah laut menjadi daya tarik bagi Anda yang menyukai wisata laut. Jika langit tidak mendung anda dapat menyaksikan keindahan matahari terbenam yang menyuguhkan keindahan tiada tara.
Di jalan sisi barat dari pantai Pathek, Anda dapat melihat saksi sejarah berupa jalan Anyer – Panarukan, yang dibangun pada jaman Belanda. Pantai Pathek terdapat di desa Gelung, kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo.
2.pelabuhan jangkar


Pelabuhan Jangkar merupakan pelabuhan utama Kabupaten Situbondo dan merupakan pelabuhan dengan daya tarik tersendiri karena masih merupakan pelabuhan tradisional di masa kini.
Pelabuhan Jangkar terletak di kecamatan Asembagus, 35 Km arah timur kota Situbondo. Disekitar pelabuhan, pengunjung yang datang bisa menikmati waktu dengan memancing, berjalan di pantai, berenang atau melakukan pelayaran dari Situbondo ke Kalianger, Madura.
Pelabuhan Jangkar adalah tempat bersandar perahu dengan tujuan sejumlah pulau dan kabupaten di Madura, seperti pulau Sapudi, Raas, Kangean dan juga Kalianget. Selain kapan ferri, terdapat kapal motor yang semuanya terbuat dari kayu.
3.pantai pasir putih


Pantai Pasir Putih merupakan pantai yang begitu tersohor di Jawa Timur, dan terletak di kecamatan Bungatan, Situbondo, bisa ditempuh dalam 5 jam perjalanan dari Surabaya.
Karena terletak di wilayah yang strategis , yaitu di pinggiran jalan utama Surabaya – Banyuwangi, dimana para wisatawan yang akan pergi ke Bali lewat jalur darat atau yang menuju ke Gunung Bromo dari Banyuwangi bisa singgah untuk mengunjungi pantai Pasir putih ini.
Di obyek wisata ini, pengunjung bisa menikmati pantai yang ramai dikunjungi hampir setiap hari libur dan akhir pekan, selain itu pantai ini bisa digunakan untuk menyelam dan berperahu karena memiliki ombak yang tenang dan memilki terumbu karang yang bagus di selami.
4.Taman Nasional Baluran
Taman Nasional Baluran terletak di wilayah Banyuputih, Situbondo, tepatnya berada di sebelah utara Kabupaten Banyuwangi. Taman nasional ini merupakan perwakilan ekosistem hutan di Pulau Jawa yang cenderung kering, seperti savana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai dan hutan rawa.
Nama Baluran untuk taman nasional ini diambil dari gunung yang berada di kawasan ini yaitu gunung Baluran. Taman Nasional ini memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan dan di antaranya merupakan tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering. Sedangkan untuk satwa, terdapat 26 jenis satwa yang tinggal di di kawasan ini, diantaranya banteng yang merupakan ikon dari taman nasional ini, kerbau liar, kijang, rusa, macan tutul, kancil dan kucing bakau. Selain itu, juga terdapat 155 spesies burung yang hidup di kawasan ini.
Taman Nasional Baluran memiliki beberapa pos pengamatan yang bisa dikunjungi dan memiliki keistimewaan sebagai sub obyek wisata di dalam Baluran. Seperti: Batangan; di sini terdapat goa peninggalan masa kolonial Jepang, makam putri Maulana Malik Ibrahim dan pengunjung juga bisa melihat atraksi tarian burung merak di saat musim kawin.
5.Bekol Savannah

Bekol dan Semiang adalah pos untuk pengamatan satwa seperti ayam hutan, merak, rusa, banteng, kerbau liar dan burung dimana terdapat menara pandang untuk mengawasi.
6.Pantai Bama

Bama, Balanan dan Bilik adalah beberapa pantai di sekitar taman nasional ini yang bisa dimanfaatkan untuk memancing, snorkling ataupun melihat perkelahian rusa jantan atau kawanan kera abu-abu memancing kepiting ketika laut surut. Sebuah fenomena alam yang tidak setiap hari bisa kita lihat.
7.Kelenteng Poo Tong Biaw


Keleteng Poo Tong Biaw adalah salah satu tempat ibadah Budha, yang terletak di Besuki, sekitar 35 Km dari kota Situbondo.
Layaknya bangunan ibadah umat Budha, kelenteng ini dipenuhi oleh banyak ornamen oriental dan cenderung ke warna merah.
8.Gunung Argopuro dan Puncak Rengganis

Gunung Argopura merupakan bekas gunung berapi aktif yang terletak di Situbondo dan memiliki ketinggian 3.088 Meter yang merupakan bagian dari pegunungan Iyang yang berada di Kabupaten Probolinggo.
Gunung Argopuro memiliki beberapa puncak, salah satunya adalah puncak Rengganis. Selain memiliki daya tarik khas puncak gunung, di Rengganis juga terdapat situs peninggalan jaman purbakala berupa teras berundak yang terdiri dari 3 komplek area dengan 5 bekas bangunan di dalamanya. Reruntuhan bersejarah itu dipercaya sebagai bekas reruntuhan kerajaan Dewi Rengganis.
9.Padang Rumput Sikasur


Sikasur, adalah sebuah hamparan padang rumput hijau dan asri yang terletak di Situbondo. Padang rumput Sikasur terletak di antara Gunung Hyan atau lebih dikenal dengan Argopuro dan Puncak Rengganis, tepatnya berada di desa Baderan, kecamatan Sumbermalang, sekitar 18 Km arah selatan dari Besuki.
Saat mengunjungi padang rumput Sikasur, akan ditemukan danau bernama Sitanjung yang akan menambah keeksotisan padang rumput ini secara nyata.
10.pantai banongan


Pantai Banongan adalah salah satu pantai di Situbondo yang menawarkan keaslian suasana dengan udara laut yang segar. Di sekitar pantai terdapat jajaran pohon kelapa yang merupakan miliki pemerintah kabupaten Situbondo sebagai salah satu perkebunan kelapa miliki negara.
Hadirnya jajaran pohon kelapa menambah susanan sejuk dan semilir di sekitar pantai Banongan, ditambah dengan birunya laut dan segarnya udara pantai menambah daya tarik tersendiri saat mengunjungi pantai ini.
Ditambah lagi, para pengunjung dapat menikmati panorama laut dengan melakukan beberapa kegiatan pantai, seperti, bermain kano, berjemur, berenang, dll. Berjalan di sepanjang pantai juga menarik untuk dilakukan.
11.Tanian Lanjang

Layaknya setiap suku bangsa di Indonesia yang memiliki ciri khas dalam setiap aspeknya, Situbondo juga memiliki sesuatu yang bisa langsung dikenali sebagai ikon budaya. Tanian Lanjang, adalah salah satu yang bisa menjelaskan secara spontan tentang Situbondo.
Tanian Lanjang adalah rumah tradisional khas dari Situbondo yang memiliki ciri halaman yang luas dan hunian yang besar dan megah, dengan arsitektur yang unik terbuat dari kayu jati, dihiasi dengan ukiran kayu dan interior khas Jawa Situbondo.
Pada mulanya, rumah tradisional ini disiapkan untuk memmbentuk para keturunan masyarakat Situbondo untuk bisa saling berbagi dengan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah tersebut. Hal ini juga mengajarkan untuk hidup damai dan saling berdampingan dengan sesama anggota keluarga.
Pengujung yang datang ke Sikasur selalu meluangkan waktu untuk berkemah dan menikmati suasana alam yang indah. Di padang rumput ini terdapat lapangan terbang yang sudah tidak beroperasi lagi, dan dibangun sejak tahun 1940 an oleh AJM Ledeboer sevagai kegiatan pembudidayaan rusa yang di datangkan dari luar negeri. \
12.Air terjun setancak


Nama Air Terjun Setancak diambil dari kata daerah setempat yaitu kata ‘Tancak’ (dalam bahasa Madura) yang artinya adalah air yang memancar. Hal ini menggambarkan asal muasal terbentuknya air terjun Setancak yang keluar dari dalam tanah secara tiba-tiba.
Air terjun ini memiliki ketinggian kurang lebih 8 meter dan lebar mencapai hingga 10 meter. Selain pemandangan air terjun, ditempat ini, akan disuguhi dengan pemandangan menarik lainnya, yaitu populasi burung Walet disamping air terjun. Konon air terjun Setancak ini merupakan tempat pemandian burung-burung walet. Kejadian menarik ini dapat disaksikan pada pukul 06.00 WIB ( pagi ) dan pada pukul 17.00 WIB, sore menjelang malam.
13.Perkebunan Kopi Kayumas

Perkebunan kopi Kayumas terletak di kecamatan Arjasa, sekitar 47 Km dari kota Situbondo dan terletak diketinggial 760 – 1550 M dari atas permukaan laut.
Awal mulanya di tahun 1886, perkebunan ini merupakan kebun kopi arabika dan beberapa tanaman kina dengan nama NV Mijt dan berubah menjadi Van Landem Kayumas hingga 1957. Lalu di tahun 1958, perkebunan ini di nasionalisasikan menjadi Pusat Perkebunan Negara Baru.
Saat ini, Perkebunan Kopo Kayumanis di bawah pengelolaan PTPN XII yang sudah berlaku sejak 1996 dengan menggunakan merek dagang Java Coffee Kayumanis. Selain penyumbang komoditas kopi arabika, perkebunan ini juga sedang gencar mengembangkan budidaya kopi luwak sebagai produk unggulan mereka.
14.Pelelangan Ikan Mimbo
Pelelangan Ikan Mimbo merupakan tempat pelelangan ikan terbesar di Situbondo, tepatnya berada di desa Sumberanyar, kecamatan Banyuputih, 50 Km ke arah timur kota Situbondo.
Pelelangan ikan ini juga merupakan pasar ikan tradisional dengan ikan segar yang langsung di datangkan dari nelayan yang baru pulang malaut. Hasil pelelangan tidak hanya ikan, tapi juga kepiting, udang dan hasil laut lainnya.
15.Pelabuhan Kalbut

Pelabuhan Kalbut, terletak di desa Semiring, kecamatan Mangaran, Situbondo. Pelabuhan ini merupakan tempat bersandar kapal-kapal kecil dengan rute khusus kepulauan Madura, seperti Kangean, Sepudi dan Raas.
Selain itu, pelabuhan ini juga sangat menarik untuk memancing dan melihat berbagai kegiatan nelayang disekitar pelabuhan.
16.Makam R. Tjondro Kusumo

Situs ini merupakan salah satu situs ziarah yang bisa dikunjungi di Situbondo, tepatnya berada di desa Pecaron, kecamatan Kendit, 12 Km dari pusat kota.
Makam bersejarah ini terletak di atas bukit, sekitar 300 M dari permukaan laut dan banyak dikunjungi oleh para peziarah yang ingin berdoa.

No comments:

Post a Comment