Penjelasan Tari monong tarian suku
Dayak Kalimantan Barat. Tari
monong atau sering juga disebut dengan tari manang, merupakan tarian yang
berasal dari suku Dayak Kalimantan Barat. Tari ini merupakan sebuah tari
penyembuhan yang dapat menyembuhkan atau menangkal penyakit yang ada dalam
tubuh si sakit. Dalam tarian ini penari bertindak seperti seorang dukun dengan
menggunakan jampi-jampi. Sehingga tari ini ditarikan ketika ada kerabat yang
sedang sakit untuk melakukan proses penyembuhan.
Tari ini berfungsi sebagai penolak, penyembuhserta penangkal penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali. Pada tarian ini para penari berlaku seperti dukun dengan mebacakan jampi-jampi. tarian ini hadir disaat sang dukun sedang dalam keadaan trance. Tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.
Tari Kalimantan Barat
Propinsi
Kalimantan Barat mempunyai keunikan tersendiri terhadap proses alkurturasi
cultural atau perpindahan suatu culture religius bagi masyarakat setempat.
Dalam hal ini proses tersebut sangat berkaitan erat dengan dua suku terbesar di
Kalimantan Barat yaitu Dayak,Melayu dan Tiongkok. Pada mulanya Bangsa Dayak
mendiami pesisir Kalimantan Barat, hidup dengan tradisi dan budayanya
masing-masing, kemudian datanglah pedagang dari gujarab beragama Islam (Arab
Melayu) dengan tujuan jual-beli barang-barang dari dan kepada masyarakat Dayak,
kemudian karena seringnya mereka berinteraksi, bolak-balik mengambil dan
mengantar barang-barang dagangan dari dan ke Selat Malaka (merupakan sentral
dagang pada masa lalu), menyebabkan mereka berkeinginan menetap di daerah baru
yang mempunyai potensi dagang yang besar bagi keuntungan mereka.
Hal
ini menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat Dayak ketika bersentuhan
dengan pendatang yang membawa pengetahuan baru yang asing ke daerahnya. Karena
sering terjadinya proses transaksi jual beli barang kebutuhan, dan interaksi
cultural, menyebabkan pesisir Kalimantan Barat menjadi ramai, di kunjungi
masyarakat lokal (Dayak) dan pedagang Arab Melayu dari Selat Malaka. Di masa
itu system religi masyarakat Dayak mulai terpengaruh dan dipengaruhi oleh para
pedagang Melayu yang telah mengenal pengetahuan, pendidikan dan agama Islam
dari luar Kalimantan. Karena hubungan yang harmonis terjalin baik, maka
masyarakat lokal atau Dayak, ada yang menaruh simpati kepada pedagang Gujarat
tersebut yang lambat laun terpengaruh, maka agama Islam diterima dan dikenal
pada tahun 1550 M di Kerajaan Tanjung Pura pada penerintahan Giri Kusuma yang
merupakan kerajan melayu dan lambat laun mulai menyebar di Kalimantan Barat.
Masyarakat
Dayak masih memegang teguh kepercayaan dinamismenya, mereka percaya setiap
tempat-tempat tertentu ada penguasanya, yang mereka sebut: Jubata, Petara, Ala
Taala, Penompa dan lain-lain, untuk sebutan Tuhan yang tertinggi, kemudian
mereka masih mempunyai penguasa lain dibawah kekuasaan Tuhan tertingginya:
misalnya: Puyang Gana ( Dayak mualang) adalah penguasa tanah , Raja Juata
(penguasa Air), Kama”Baba (penguasa Darat),Jobata,Apet Kuyan’gh(Dayak Mali)
dan lain-lain. Bagi mereka yang masih memegang teguh kepercayaan dinamisme nya
dan budaya aslinya nya, mereka memisahkan diri masuk semakin jauh kepedalaman.
Tari Monong
Tari Monong, merupakan tari penolak
penyakit agar si penderita dapat sembuh kembali penari berlaku seperti dukun
dengan jampi-jampi.
Adapun
segelintir masyarakat Dayak yang telah masuk agama Islam oleh karena perkawinan
lebih banyak meniru gaya hidup pendatang yang dianggap telah mempunyai
peradaban maju karena banyak berhubungan dengan dunia luar. (Dan sesuai
perkembangannya maka masuklah para misionaris dan misi kristiani/nasrani ke
pedalaman). Pada umumnya masyarakat Dayak yang pindah agama Islam di Kalimantan
Barat dianggap oleh suku dayak sama dengan suku melayu. Suku Dayak yang masih
asli (memegang teguh kepercayaan nenek moyang) pada masa lalu, hingga mereka
berusaha menguatkan perbedaan, suku dayak yang masuk Islam(karena Perkawinan
dengan suku Melayu) memperlihatkan diri sebagai suku melayu.banyak yang lupa
akan identitas sebagai suku dayak mulai dari agama barunya dan aturan
keterikatan dengan adat istiadatnya. Setelah penduduk pendatang di pesisir
berasimilasi dengan suku Dayak yang pindah(lewat perkawinan dengan suku melayu)
ke Agama Islam,agama islam lebih identik dengan suku melayu dan agama kristiani
atau kepercayaan dinamisme lebih identik dengan suku Dayak.sejalan terjadinya
urbanisasi ke kalimantan, menyebabkan pesisir Kalimantan Barat menjadi ramai,
karena semakin banyak di kunjungi pendatang baik local maupun nusantara
lainnya.
Untuk
mengatur daerah tersebut maka tokoh orang melayu yang di percayakan masyarakat
setempat diangkat menjadi pemimpin atau diberi gelar Penembahan (istilah yang
dibawa pendatang untuk menyebut raja kecil ) penembahan ini hidup mandiri dalam
suatu wilayah kekuasaannya berdasarkan komposisi agama yang dianut sekitar
pusat pemerintahannya, dan cenderung mempertahankan wilayah tersebut. Namun ada
kalanya penembahan tersebut menyatakan tunduk terhadap kerajaan dari daerah
asalnya, demi keamanan ataupun perluasan kekuasaan.
Masyarakat
Dayak yang pindah ke agama Islam ataupun yang telah menikah dengan pendatang
Melayu disebut dengan Senganan, atau masuk senganan/masuk Laut, dan kini mereka
mengklaim dirinya dengan sebutan Melayu. Mereka mengangkat salah satu tokoh
yang mereka segani baik dari ethnisnya maupun pendatang yang seagama dan
mempunyai karismatik di kalangannya, sebagai pemimpin kampungnya atau pemimpin
wilayah yang mereka segani.
TARI MONONG KHAS
KALIMANTAN BARAT
Ragam gera- gerik tari monong juga dibedakan
menjadi dua. Yang pertama seni tari klasik yang di dukung oleh kaum bangsawan
terpelajar dan kapitalis. Oleh sebab itu ragam gerakannya banyak menggunakan
gerak tubuh yang lemah gemulai serta gerak patah-patah yang sangat lembut
seperti yang terdapat pada tari monong.
Tari monong
merupakan jenis tarian untuk penyembuhan. Ada sekelompok masyarakat tertentu
yang menggunakan tarimonong, misalnya suku dayak yakni mereka beranggapan bahwa
tari monong berfungsi untuk penolak atau menyembuhkan penyakit tertentu.
Caranya yaitu penari berlaku seperti dukun membacakan jampi-jampi yang mereka
ketahui untuk menyembuhkan penyakit. Tarian ini dimulai saat sang dukun sedang
dalam keadaan kesurupan. Dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat suku
dayak.
No comments:
Post a Comment