Thursday, May 5, 2016

Cilacap pariwisata


. Zaman Kerajaan Jawa

Penelusuran sejarah zaman kerajaan Jawa diawali sejak zaman Kerajaan Mataram Hindu sampai dengan Kerajaan Surakarta. Pada akhir zaman Kerajaan Majapahit (1294-1478) daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap terbagi dalam wilayah-wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke arah barat :
- Wilayah Ki Gede Ayah dan wilayah Ki Ageng Donan dibawah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
- Wilayah Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
- Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran.

Menurut Husein Djayadiningrat, Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran setelah diserang oleh kerjaan Islam Banten dan Cirebon jatuh pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Oleh karena itu seluruh wilayah cikal-bakal Kabupaten Cilacap di sebelah timur dibawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.

Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopatipada tahun 1587-1755, maka daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram .

Pada tahun 1595 Kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh yang berada di wilayah Kerajaan Cirebon.

Menurut catatan harian Kompeni Belanda di Benteng Batavia, tanggal 21 Pebruari 1682 diterima surat yang berisi terjemahan perjalanan darat dari Citarum, sebelah utara Karawang ke Bagelen. Nama-nama yang dilalui dalam daerah cikal-bakal Kabupaten Cilacap adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.

2. Zaman Penjajahan Belanda

Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah Residen Launy bertugas) dengan besluit Gubernur Jenderal D.De Erens tanggal 17 Juli 1839 Nomor 1, memutuskan :
"Demi kepentingan pelaksanaan pemerintahan daerah yang lebih rapi di kawasan selatan Banyumas dan peningkatan pembangunan pelabuhan Cilacap, maka sambil menunggu usul organisasi distrik-distrik bagian selatan yang akan menjadi bagiannya, satu dari tiga Asisten Resident di Karesidenan ini akan berkedudukan di Cilacap".

Karena daerah Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tanggal 27 Juni 1841 Nomor 10 ditetapkan :"Patenschap" Dayeuhluhur dipisahkan dari Kabupaten Banyumas dan dijadikan satu afdeling tersendiri yaitu afdeling Cilacap dengan ibu kota Cilacap, yang menjadi tempat kedudukan Kepala Bestuur Eropa Asisten Residen dan Kepala Bestuur Pribumi Rangga atau Onder Regent. Dengan demikian Pemerintah Pribumi dinamakan Onder Regentschap setaraf dengan Patih Kepala Daerah Dayeuhluhur.

Bagaimanapun pembentukan afdeling memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang sudah lama ingin mengurangi daerah kekuasaan masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Distrik Adiraja.

Adapun batas Distrik Adiraja yang bersama pattenschap Dayeuhluhur membentuk Onder Regentschap Cilacap menurut rencana Residen Banyumas De Sturier tertanggal 31 Maret 1831 adalah sebagai berikut:
Dari muara Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana menuju puncak, turun ke arah tenggara pegunungan Kendeng, menuju puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat). dari sana ke arah selatan mengikuti batas wilayah Karesidenan Banyumas menuju ke laut. Dari sana ke arah barat sepanjang pantai menuju muara Sungai Serayu.
Dari batas-batas Distrik Adiraja dapat diketahui bahwa Distrik Adiraja sebagai cikal-bakal eks Kawedanan Kroya lebih besar dari pada eks Kawedanan Kroya, karena waktu itu belum terdapat Distrik Kalireja, yang dibentuk dari sub-bagian Distrik Adiraja dan sebagai Distrik Banyumas. Sehingga luas kawasan Onder Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luas Kabupaten Cilacap sekarang.

Pada masa Residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengajukan usul Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 3 Oktober 1855 yang ditandatangani Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, kepada Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt pada tanggal 29 Desember 1855 Nomor 86, dan surat rahasia Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7/A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Usul pembentukan Kabupaten Cilacap menurut Menteri Kolonial bermakna dua yaitu permohonan persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi bestir pribumi dan pengeluaran anggaran lebih dari F.5.220 per tahun yang keduanya memerlukan persetujuan Raja Belanda,setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial Pemerintah Hindia Belanda dengan besluit Gubernur Jenderal tanggal 21 Maret 1856 Nomor 21 antara lain menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap)
Daftar Nama Bupati Cilacap :

  1. R. Tumenggung Tjakra Werdana II (1858-1873)

  2. R. Tumenggung Tjakra Werdana III (1873-1875)

  3. R. Tumenggung Tjakra Werdana IV (1875-1881)

  4. R.M Adipati Tjakrawerdaya (1882-1927)

  5. R.M Adipati Arya Tjakra Sewaya (1927-1950)

  6. Raden Mas Soetedjo (1950-1952)

  7. R. Witono (1952-1954)

  8. Raden Mas Kodri (1954-1958)

  9. D.A Santoso (1958-1965)

10. Hadi Soetomo (1965-1968)

11. HS. Kartabrata (1968-1974)

12. H. RYK. Moekmin (1974-1979)

13. Poedjono Pranyoto (1979-1987)

14. H. Mohamad Supardi (1987-1997)

15. H. Herry Tabri Karta, SH (1997-2002)

16. H. Probo Yulastoro, S.Sos, MM, M.Si (2002-2009)
17. H. Tatto Suwarto Pamuji (2011-sekarang).
Kota Cilacap sangat identik dngan Pulau Nusakambangannya karena di Pulau Tersebut yang banyak di beritakan oleh media baik media cetak, visual maupun media online. Berita tentang Pulau Nusakambangan yang paling mendominasi adalah Lembaga pemasyarakatannya tempat dimana para penjahat yang memiliki kasus-kasus besar ditempatkan disana. Apalagi saat ini berita disana yang banyak menghiasi media yaitu tentang eksekusi hukuman mati kasus narkoba salah satunya kasus Bali Nine.
Akan tetapi ternyata di Cilacap juga banyak terdapat tempat yang bisa dikunjungi oleh para wisatawan untuk melepaskan diri dari kepenatan rutinitas kerja. Berikut adalah beberapa tempat wisata di Cilacap:
Pulau Nusakambangan
Pulau Nusakambangan terkenal sebagai pulau penjara tempat dimana para penjahat yang terlibat kasus kasus besar seperti pembunuhan, korupsi dan yang lainnya di tempatkan disana. Pulau ini dipisahkan oleh Selat Segara Anakan dengan daratan pulau Jawa dan termasuk kedalam wilayah Cilacap bagian Selatan. Pulau ini memang tempat yang paling terkenal dari daerah Cilacap.

Pantai Teluk Penyu
Di Pantai Teluk penyu yang lokasinya beradadi Pantai Selatan tempat banyak kapal-kapal tanker dan perahu tradisional yang berlabuh di pelabuhan Intan dan pantai ini memiliki ombak yang cukup besar untuk seru-seruan bermain dipantainya. Dari pantai Teluk Penyu Anda bisa melihat Pulau Nusakambangan dari kejauhan yang terlihat sangat hijau sambil Anda bisa menikmati makanan khas hasil laut yang dijual disepanjang jalan.
Benteng Pendem
Benteng yang memiliki luas kurang lebih 6,5 hektar dulunya adalah merupakan maskas pertahanan tentara Belanda. Benteng Pendem memang terlihat sangat menyeramkan karena didalam benteng tersebut para pengunjung atau wisatawan bisa merasakan aroma bangunan tempo dulu waktu zaman Belanda. Didalam benteng terdapat 60 kamar, gudang senjata, ruang penjara, ruang rapat, ruang tembak, ruang penyiksaan, terowongan dan tempat- tempat penting lainnya untuk pertahanan.
Gunung Srandil
Di Cilacap terdapat pula wisata religius atau spiritual selain wisata alam dan budaya yang ada yaitu di Gunung Srandil. Banyak orang yang datang berkunjung dan berziarah setiap hari dari berbagai daerah dengan tujuan yang bermacam-macam karena tempat ini memang sudah terkenal sampai keluar daerah bahkan sampai keluar jawa seperti Sulawesi, Sumatra, Kalimantan maupun Bali.
Para peziarah berkunjung atau bertapa biasanya pada Bulan Syura di malam Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon. Di Gunung Srandil dianggap keramat atau di sakralkan karena ditempat ini dipercaya banyak petilasan orang-rang yang mempunyai kelebihan dan kedigdayaan yang linuwih atau sebagai orang yang sakti mandraguna.
Pantai Widarapayung
Pantai ini dinamakan Pantai Widarapayung karena letaknya yang berada di daerah desa Wiradapayung yang berjarak sekitar 35 km ke arah timur Cilacap di kecamatan Binangun, Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Di pantai ini sangat cocok untuk berselancar selain juga mempunyai panorama yang indah.
Pada saat Tsunami pada 17 juli 2006 yang menyebabkan pantai Wiradapayung ikut porak poranda kemudian setelahnya berbagai fasilitas yang sempat hancur di pantai ini dibenahi dan dibangun kembali. Semua jalan telah dibuat hotmix sehingga para pengunjung maupun para wisatawan bisa berkendara menyusuri jalan sepanjang pantai dengan lebih nyaman.
Pantai Jetis
Dari Pantai ini para wisatawan bisa melihat dan menikmati panorama muara kali bodo yang merupakan perbatasan kabupaten Cilacap dengan kabupaten Kebumen. Dinamakan pantai Jetis karena pantai ini berada di desa Jetis kecamatan Nusawungu Kabupaten Cilacap yang berlokasi di wilayah Cilacap ujung Timur. Pantai ini membentang sepanjang hampir 3km dengan pintu timur yang juga sebagai pintu masuk Tempat Pelelangan Ikan Jetis  dengan pemandangan pegunungan kapur daerah Kebumen.
Pantai Permisan
Pantai ini lokasinya terletak di Pulau Nusakambangan yang masih tetap terjaga keasrian dan kealamiannya. Di Pantai Permisan para pengunjung dapat melihat pulau-pulau kecil, dengan deburan ombak laut pantai selatan yang besar, pantai dengan pasir yang putih dan dengan hembusan angin yang sejuk menambah keindahan dan keelokan Pantai Permisan ini.
Untuk sampai menuju pantai ini para pengunjung dan wisatawan harus menyebrang ke pulau Nusakambangan dari Pelabuhan Lo Manis ke pelabuhan Sodong dengan menggunakan kapal Feri. Dari Pelabuhan barulah para pengunjung dapat menuju ke Pantai Permisan dengan menggunakan transportasi darat angkutan umum seperti bus atau lainnya.

No comments:

Post a Comment