Kalau kota Bogor memiliki Puncak, Purwokerto memiliki Baturaden, Yogyakarta memiliki Kali Urang, maka kota Tegal selain dikenal sebagai penghasil teh dan satenya, Tegal juga punya daerah wisata yang tak kalah dengan daerah lain yakni pemandian air panas Guci yang terkenal sejuk dan asri.
Berbatasan dengan Brebes dan Pekalongan Obyek Wisata Guci berada di kaki Gunung Slamet. Guci yang secara geografis masuk ke wilayah Kabupaten Tegal ini merupakan daerah subur yang berudara dingin. Suasana pegununungan sudah tampak ketika kita memasuki daerah kabupaten Tegal. Guci ini tepatnya berlokasi di Kecamatan Bumijawa, Kabupaten Tegal.
Sebelum memasuki obyek wisata pemandian air panas Guci itu akan kita lewati daerah subur dengan pemandangan sawah, perkebunan sayur dan bawang merah akan mendominasi sepanjang kanan dan kiri jalan yang kita lalui. Rasa tak sabar ingin merasakan air yang konon berkhasiat di Guci terhibur dengan pemandangan indah dan udara sejuk itu. Jalan raya menuju Guci yang tidak terlalu ramai semakin merasuk ke dalam jiwa serta membangkitkan suasasa pedesaan nan damai.
Sekitar lima kilometer lagi menuju lokasi, tampak vila-vila atau pemondokan yang berjejer dipinggir disewakan untuk menampung para pelancong yang ingin bermalam. Tegal tidak hanya dikenal dengan Gucinya, teh pocinya tidak boleh dilupakan untuk dicicipi. Rasanya kurang afdol jika sudah sampai di Tegal tidak menghirup tehnya yang kental dan manis. Pocinya yang terbuat dari tanah liat menambah kenikmatan tersendiri.
Menurut mitos yang telah beredar selama ratusan tahun, air panas Guci adalah air yang diberikan Walisongo kepada orang yang mereka utus untuk menyiarkan agama Islam ke Jawa Tengah bagian barat di sekitar Tegal. Karena air itu ditempatkan di sebuah guci (poci), dan berkhasiat mendatangkan berkat, masyarakat menyebut lokasi pemberian air itu dengan nama Guci.
Tetapi karena air pemberian wali itu sangat terbatas, pada malam Jumat Kliwon, salah seorang sunan menancapkan tongkat saktinya ke tanah. Atas izin Tuhan, mengalirlah air panas tanpa belerang yang penuh rahmat ini. Nah, Sampai saat ini, setiap malam Jumat Kliwon, banyak orang datang dan mandi di tempat pemandian air panas ini untuk mendapat berkah. Bagi masyarakat sekitar obyek wisata ini, Guci adalah air hangat yang mengalir deras dari ujungnya, terus-menerus, tanpa henti. Kehangatan airnya dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.
Ada sekitar 10 air terjun yang terdapat di daerah Guci. Di bagian atas pemandian umum disebut pancuran 13. Agak jauh sekitar satu kilometer, terdapat air terjun dengan air dingin bernama Air Terjun Jedor. Dinamai begitu karena dulu tempat di sekitar air terjun setinggi 15 meter itu adalah milik seorang Lurah yang bernama Lurah Jedor.
Pemandian pancuran 13 adalah lokasi yang paling banyak dikunjungi orang. Disebut begitu karena memiliki pancuran berjumlah tigabelas buah. Pemandian ini bisa dinikmati siapa saja alias tak bayar. Selain itu, berendam di pancuran tujuh merupakan alternative lainnnya. Di pancuran ini, penduduk desa Guci juga sering mandi entah untuk keperluan mencari berkat maupun untuk menyembuhkan penyakit seperti rematik, koreng atau penyakit kulit lain.
Objek wisata ini biasanya ramai dikunjungi pada malam Jumat Kliwon. Banyak orang yang ngalap berkah. Konon,kalau mandi pada jam dua belas malam dengan memohon sesuatu, permohonan apapun akan dikabulkan. Kepercayaan ini sudah turun-temurun. Jika hanya ingin menikmati pemandangan, Guci menawarkan wisata hutan. Sambil jalan-jalan menikmati pemandangan pepohonan pinus, Anda dapat merasakan kesejukan daerah ini.
Jika tidak berminat untuk jalan-jalan, Anda dapat menyewa kuda untuk berkeliling dan melihat air terjun. Dengan begitu Anda dapat menikmati pemandangan tanpa merasa lelah dan sekaligus bisa belajar menunggang kuda. Bila Anda ingin merasa puas berkeliling di area wisata seluas sekitar 210 hektar ini, Anda dapat menginap di daerah ini selama beberapa hari. Ada banyak penginapan di sini, dari kelas melati sampai berbintang.
Sesungguhnyalah objek wisata ini terletak di kaki Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian kurang lebih 1.050 meter dari kota Slawi sekitar 30 km atau dari kota Tegal berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan. Di tempat wisata ini telah tersedia berbagai macam fasilitas seperti penginapan, wisata hutan (wana wisata), kolam renang air panas, lapangan tennis, lapangan sepak bola, hotel, villa dan bumi perkemahan.
Guci mudah dijangkau dari berbagai daerah. Dari Slawi Anda bisa naik mini bus jurusan Bumi Jawa. Setelah ekitar tiga puluh menit, Anda berhenti di Desa Tuwel. Di situ banyak kendaraan bak terbuka menunggu penumpang menuju Guci. Dari ditu perjalanan tigapuluh menitpun akan mengantar Anda sampai tempat wisata yang sungguh menarik ini.
Guci terletak di kaki gunung slamet
bagian utara, dengan ketinggian sekitar 1.500 Meter dari permukaan laut
mempunyi udara yang sejuk dengan suhu sekitar 20 drajat celcius.
Cerita tentang guci berawal dari
sebuah pedukuhan yang bernama Kaputihan. Kaputihan berarti yang belum tercemar
atau masih suci, yang berati daerah keputihan belm tercemar oleh agama dan
peradaban lain istilah kaputihan pertama kali yang memperkenalkan adalah Beliau
yang dikenal dengan Kyai Ageng Klitik (Kyai Klitik) yang nama sesungguhnya
adalah Raden Mas Arya Wiryo Cucu Raden Patah bangsawan dari keraton mataram Ngayogjakarto
Hadiningrat adal dari Demak. Setelha beliau Kyai Klitik menetap dan tinggal
cukup lama di lereng Gunung Slamet (Kampung kaputihan) maka banyak warga
berdatangan dari tempat lain sehingga kampong kaputihan menjadi ramai. Suatu
ketika datanglah Syech Elang Sutajaya utusan Sunan Gunung jati (Syeh Syarif
Hidayatullah) dari pesantren Gunung Jati Cirebon untuk Syiar Islam.
Dan kebetulan di kampong Kaputihan
sedang terjadi Pageblugk (bencana alam, penyakit merajalela, tanaman
diseranghamadsb.) sehingga beliau Elang Sutajaya memohon petunjuk kepada Allah
dengan semedi kemudian Allah SWT. memberi petunjuk supaya masyarakat kampung
kaputihan meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah SWT. dengan menggelar
Tasyakuran, memperbanyak sedekah dan yang terkena wabah penyakit khususnya
gatal-gatal agar meminum air dari kendi (Guci) yang sudah didoakan oleh Sunan
Gunung Jati. Dalam kesempatan ini pula Sunan Gunung Jati berkenan
mendoakan sumber air panas di Kampung Kaputihan agar bisa dipergunakan untuk menyembuhkan
segala penyakit. Semenjak itu karena kendi (guci) yang sudah didoakan sunan
gunung jati ditinggal di kampung kaputihan dan selalu dijadikan sarana
pengobatan. Maka sejak saat itu masyarakat skitar menyebut-nyebut guci-guci.
Sehingga kyai klitik selaku Kepala Dukuh kaputihan merubahnya menjadi desa guci
dan beliau sebagai lurah pertamanya.
Guci peninggalan Elang Sutajaya itu
berada di museum Nasional setelah pada pemerintahan Adipati bribes Raden
Cakraningrat membawanya ke Musium.
Nara Sumber
Tokoh masyarakat dan ulama setempat
dari desa guci dan dukuh pekandangan serta daerah di sekitar kec. Bojong dan
kec. Bumijawa juga buku-buku literature dari perpustakaan daerah juga buku
koleksi pribadi serta dari media internet.
Kami ucapkan terima kasih kepada :
- Bapak Imam Santoso beserta seluruh staf pengelola OW guci
- Drs. A. Zamzami, M.Hum, Bapak Basuki Rahmat Bapak Khariri dan Seluruh masyarakat dukuh pekandangan dan desa Guci.
KANDUNGAN
UNSUR KIMIA
(HASIL
ANALISA TIM GEOLOGI STTN – YOGYAKARTA)
AIR
PANAS GUCI KAB. TEGAL
NO
|
UNSUR
SENYAWA
|
GUCI
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
|
Na
+
= NATRIUM
K
+
= KALIUM
Li
+
= LITIUM
Ca
++
= CALSIUM
Mg
++
= MAGNESIUM
Fe
+++ =
BESI
As
=
SIO2
=
B
= BARIUM
HC03
= GARAM / IODIUM
CL
=
KLORIUM
SO4
= SULFUR
F
=
NH3
=
PH
=
DHL
=
Umhos/Com
|
96.00
16.36
02.55
35.00
19.00
00.00
00.66
68.91
03.50
344.43
64.61
48.25
00.30
00.40
06.64
710.00
|
Keterangan
Selain pH dan DHL, semua dalam mg/It
Sumber data :
Hasil kajian DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI
Jawa Tengah bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
(STTN)Yogyakartatahun 2003
PEMERINTAH
KABUPATEN TEGAL
DINAS
PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN
UNIT
PELAKSANA TEKNIS DINAS
(UPTD
II) OBYEK WISATA GUCI
Visi pembangunan kepariwisataan kab.
Tegal
”Mewujudkan pariwisata Kab. Tegal menjadi pilihan utama tujuan wisata”
”Mewujudkan pariwisata Kab. Tegal menjadi pilihan utama tujuan wisata”
Misi Pariwisata Kabupaten Tegal
a)
Memberikan pelayanan prima pada wisatawan, memberdayakan mitra kerja dan
masyarakat dalam mengembangkan kepariwisataan
b)
Mengembangkan SDM yang berpotensial di bidang pariwisata
c)
Meningkatkan fasilitas sarana prasarana Obyek Wisata yang representif dan
memiliki daya tarik wisata sesuai dengan budaya masyarakat.
Potensi Obyek Wisata Guci Kab. Tegal
a. Pemandian Air Panas Terbuka
:
- Pancuran 13
- Pancuran 7
- Pancuran 5
- Kolam Renang (Duta Wisata, Barokah, Mega Indah)
b. Pemandian Air panas
Tertutup
ada 20 kamar Tertutup
C. Wisata Alam
- Out Bound
- Wana Wisata
- Pendakian Bukit Perkasa
d. Kuda Wisata
OW. Guci ada 43 kuda wisata terlatih
e. Hotel
Jumlah Hotel di Obyek Wisata Guci ;
- Hotel Duta Wisata
- Hotel Mega Indah
- Hotel Brahma Lestari
- Hotel Bukit Indah
- Hotel Permata Hijau
- Hotel Guci Mas
- Hotel Guci Kencana
- Hotel Janoko
f. Villa
ada 14 Villa di OW Guci (data
terlampir)
g. Pondok Wisata
yang dimaksud pondok wisata adalah
Rumah penduduk yang disewakan untuk pengunjung (data terlampir)
h. Kios Souvenir
Disediakan Cinderamata produksi
hasil Home Industri masyarakat desa Guci yaitu, Manisan Ciremai, Pepaya, Jus
Strawbery dll.
i. Agro Wisata
Di Obyek wisata guci ada berbagai
tanaman yaitu :
Kebun Strawbery
Kebun Wortel
Kebun Kubis
j. Parkir
ada 3 Tempat yaitu
; 1. Pasar (Khusus kendaraan Besar)
2. Terminal
atas (Untuk kendaraan kecil)
3. Terminal
bawah (untuk kendaraan truk/bus)
k. Air terjun dan Mata Air
a. Air Terjun Jedor
b. Air Terjun Sruwiti
c. Air Terjun Sigeong
d. Air Terjun Pengantain
e. Air Terjun Kembar
f. Air Terjun Awu
g. Air Terjun Capit Urang
h. Air Terjun Curug Amba
I. Air Terjun Payung
l. Mata Air (TUK )
;
- Tuk Vagina
- Tuk Sengang
- Tuk Konyal
- Tuk Kesepuhan
- Tuk Pengasihan
- Tuk Teyeng
No comments:
Post a Comment