Monday, May 16, 2016

Lumajang Wisata



 Bumi LUMAJANG sejak jaman Nirleka dikenal sebagai daerah yang "PANJANG-PUNJUNG PASIR WUKIR GEMAH RIPAH LOH JINAWI TATA TENTREM KERTA RAHARJA".

       PANJANG-PUNJUNG berarti memiliki sejarah yang lama. Dari peninggalan-peninggalan Nirleka maupun prasasti yang banyak ditemukan di daerah Lumajang cukup membuktikan hal itu.

       Beberapa prasasti yang pernah ditemukan, antara lain Prasasti Ranu Gumbolo. Dalam prasasti tersebut terbaca "LING DEVA MPU KAMESWARA TIRTAYATRA". Pokok-pokok isinya adalah bahwa Raja Kameswara dari Kediri pernah melakukan TIRTAYATRA ke dusun Tesirejo kecamatan Pasrujambe, juga pernah ditemukan prasasti yang merujuk pada masa pemerintahan Raja Kediri KERTAJAYA.
Beberapa bukti peninggalan yang ada antara lain :
  1. Prasasti Mula Malurung
  2. Naskah Negara Kertagama
  3. Kitab Pararaton
  4. Kidung Harsa Wijaya
  5. Kitab Pujangga Manik
  6. Serat Babat Tanah Jawi
  7. Serat Kanda
       Dari Prasasti Mula Manurung yang ditemukan di Kediri pada tahun 1975 dan ber-angka tahun 1177 Saka (1255 Masehi) diperoleh informasi bahwa NARARYYA KIRANA, salah satu dari anak Raja Sminingrat (Wisnu Wardhana) dari Kerajaan Singosari, dikukuhkan sebagai Adipati (raja kecil) di LAMAJANG(Lumajang). Pada tahun 1255 Masehi, tahun yang merujuk pada pengangkatan NARARYYA KIRANA sebagai Adipati di Lumajang inilah yang kemudian dijadikan sebagai sebagai dasar penetapan Hari Jadi Lumajang (HARJALU).
       Dalam Buku Pararaton dan KIDUNG HARSYA WIJAYA disebutkan bahwa para pengikut Raden Wijaya atau Kertarajasa dalam mendirikan Majapahit, semuanya diangkat sebagai Pejabat Tinggi Kerajaan. Di antaranya Arya Wiraraja diangkat Maha Wiradikara dan ditempatkan di Lumajang, dan putranya yaitu Pu Tambi atau Nambi diangkat sebagai Rakyan Mapatih.
       Pengangkatan Nambi sebagai Mapatih inilah yang kemudian memicu terjadinya pemberontakan di Majapahit. Apalagi dengan munculnya Mahapati(Ramapati) seorang yang cerdas, ambisius dan amat licik. Dengan kepandaiannya berbicara, Mahapati berhasil mempengaruhi Raja. Setelah berhasil menyingkirkan Ranggalawe, Kebo Anabrang, Lembu Suro, dan Gajah Biru, target berikutnya adalah Nambi.
       Nambi yang mengetahui akan maksud jahat itu merasa lebih baik menyingkir dari Majapahit. Kebetulan memang ada alasan, yaitu ayahnya(Arya Wiraraja) sedang sakit, maka Nambi minta izin kepada Raja untuk pulang ke Lumajang. Setelah Wiraraja meninggal pada tahun 1317 Masehi, Nambi tidak mau kembali ke Majapahit, bahkan membangun Beteng di Pajarakan. Pada 1316, Pajarakan diserbu pasukan Majapahit. Lumajang diduduki dan Nambi serta keluarganya dibunuh.
       Pupuh 22 lontar NAGARA KERTAGAMA yang ditulis oleh Prapanca menguraikan tentang perjalanan Raja Hayam Wuruk ke Lumajang. Selain NAGARA KERTAGAMA, informasi tentang Lumajang diperoleh dari Buku Babad. Dalam beberapa buku babad terdapat nama-nama penguasa Lumajang, yaitu WANGSENGRANA, PUTUT LAWA, MENAK KUNCARA(MENAK KONCAR) dan TUMENGGUNG KERTANEGARA. Oleh karena kemunculan tokoh-tokoh itu tidak disukung adanya bukti-bukti yang berupa bangunan kuno, keramik kuno, ataupun prasasti, maka nama-nama seperti MENAK KONCAR hanyalah tokoh dongeng belaka.
       Di tepi Alun-alun Lumajang sebelah utara terdapat bangunan mirip candi, berlubang tembus, terdapat CANDRA SENGKALA yang berbunyi "TRUSING NGASTA MUKA PRAJA" (TRUS=9, NGASTA=2, MUKA=9, PRAJA=1). Bangunan ini merupakan tetenger atau penanda, ditujukan untuk mengenang peristiwa bersejarah, yaitu pada tahun 1929. Lumajang dinaikkan statusnya menjadi REGENTSCAH otonom per 1 Januari 1929 sesuai Statblat Nomor 319, 9 Agustus 1928. Regentnya RT KERTO ADIREJO, eks Patih Afdelling Lumajang (sebelumnya Lumajang masuk wilayah administratif Kepatihan dari Afdelling Regentstaschap atau Pemerintah Kabupaten Probolinggo).
       Pada masa perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan tahun 1942-1949, Lumajang dijadikan sebagai basis perjuangan TNI dengan dukungan rakyat.
       Nama-nama seperti KAPTEN KYAI ILYAS, SUWANDAK, SUKERTIYO, dan lain-lainnya, baik yang gugur maupun tidak, yang dikenal atau tak dikenal, adalah para kusuma bangsa yang dengan meneruskan perjuangan para pahlawan kusuma bangsa itu dengan bekerja secara tulus, menjauhkan kepentingan pribadi, jujur, amanah, dan bersedia berkorban demi kemajuan Lumajang Tercinta.
       Mengingat keberadaan Negara Lamajang sudah cukup meyakinkan bahwa 1255M itu Lamajang sudah merupakan sebuah negara berpenduduk, mempunyai wilayah, mempunyai raja (pemimpin) dan pemerintahan yang teratur, maka ditetapkanlah tanggal 15 Desember 1255 M sebagai hari jadi Lumajang yang dituangkan dalam Keputusan Bupati Kepala Derah Tingkat II Lumajang Nomor 414 Tahun 1990 tanggal 20 Oktober 1990
       Sejak tahun 1928 Pemerintahan Belanda menyerahkan segala urusan segala pemerintahan kepada Bupati Lumajang pertama KRT Kertodirejo. Yang ditandai dengan monumen / tugu yang terletak di depan pintu gerbang Alun-alun sebelah utara.
1.
KRT KERTODIREJO
( 1928 - 1941 )
2.
R. ABU BAKAR 
( 1941 - 1948 )
3.
R. SASTRODIKORO 
( 1948 - 1959 )
4.
R. SUKARDJONO
( 1959 - 1966 )
5.
N.G. SUBOWO
( 1966 - 1973 )
6.
SUWANDI
( 1973 - 1983 )
7.
KARSID
( 1983 - 1988 )
8.
H.M. SAMSI RIDWAN
( 1988 - 1993 )
9.
TARMIN HARIYADI
( 1993 - 1998 )
10.
Drs.H. ACHMAD FAUZI
( 1998 - 2003 )
11.
Drs.H. ACHMAD FAUZI - H. HARTONO, SH, S.Sos
( 2003 - 2008 )
12.
DR.H. SJAHRAZAD MASDAR,MA - Drs. AS'AT, MAg
( 2008 - 2013 )
13.
DR.H. SJAHRAZAD MASDAR,MA - Drs. AS'AT, MAg
( 2013 - 2018 )







Lumajang merupakan salah satu daerah yang menjadi tujuan wisata oleh banyak wisatawan. Hal ini karena ada beberapa tempat wisata di Lumajang yang sangat menarik untuk menjadi sasaran liburan keluarga. Nah, bagi anda yang mungkin ingin melakukan atau mungkin baru merencanakan berlibur bersama keluarga, tidak ada salahnya jika anda mencoba untuk pergi berkunjung ke daerah Lumajang. Di kota ini mungkin anda akan mendapatkan suasana yang berbeda dengan liburan-liburan yang sebelumnya.
Sebelum anda memutuskan untuk belibur ke daerah Lumajang, tahukah anda di mana sebenarnya Lumajang tersebut? Sebagai gambaran awal bahwa Lumajang merupakan salah satu kabupaten di daerah Jawa timur dan seharusnya anda sebagai warga Indonesia sudah tahu mengenai tempat ini. Terlebih bagi anda yang hanya tinggal di Jawa, apalagi di Jawa Timur, mendengar kata Lumajang tentu bukan hal yang asing lagi.
Nah, untuk beberapa tempat wisata di Lumajang, wajar jika banyak orang yang belum mengetahuinya dan untuk mengenal lebih jauh, ada baiknya jika anda menyempatkan waktu untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di Kabupaten Lumajang berikut.
1. Pemandian Alam Selokambang

Tempat wisata ini terletak di desa Purwosono, kecamatan Sumbersuko, yang kira-kira terletak 5 km dari pusat kota Lumajang. Di tempat ini anda akan dimanjakan dengan 2 kolam, baik untuk dewasa maupun kolam khusus anak-anak, di mana air di kolam ini sangat dingin. Masyarakat pun masih mempercayai bahwa orang yang mandi di kolam ini akan mendapatkan manfaat awet muda. Selain kolam, anda pun dapat menikmati berbagai permainan seperti flying fox dan juga mengitari danau buatan dengan naik perahu.
2. Pantai Watu Godeg

Tempat wisata ini terletak di desa Bulurejo, sekitar 8 km dari kecamatan Tempursari ke arah selatan atau berjarak sekitar 80 km dari pusat kota Lumajang. Pantai ini cukup unik untuk anda kunjungi karena pemandangan laut lepas yang indah dengan latar belakang bukit dan juga bebatuan besar. Uniknya lagi, ketika batu tersebut terkena hempasan ombak seolah-olah batu bergoyang seperti halnya kepala manusia geleng di mana dalam bahasa jawa disebut godeg. Maka tak heran jika kemudian pantai ini diberi nama dengan Pantai Godeg.
3. Goa Tetes

Bagi anda yang menyukai tempat wisata Goa Tetes ini dapat menjadi tujuan wisata yang sangat menarik. Kesan pertama ketika anda datang ke tempat ini tentu akan sangat menakjubkan karena memang medan yang harus anda lalui cukup menantang dan akan terbayar ketika anda sampai di tempat wisata ini. Goa ini dihiasi dengan stalaktit dan juga stalakmit dengan warna yang beranekaragam. Jika anda tertarik untuk berkunjung ke tempat wisata satu ini, perlu untuk anda ketahui bahwa Goa Tetes terletak di desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo dan memiliki jarak tempuh sekitar 55 km dari pusat kota Lumajang.
4. Gunung Semeru

Wisata paling terkenal di daerah Lumajang ini ya Gunung Semeru. Gunung Semeru berada di kawasan wisata, yang merupakan sebuah kawasan wisata yang terletak di antara 4 kabupaten yaitu Kabupaten Pasuruan, kabupaten malang, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Jadi bisa dikatakan Gunung Semeru ini dimiliki oleh keempat kabupaten tersebut. Bagi anda pecinta alam atau yang suka mendaki gunung, belum lengkap rasanya jika anda belum bisa menaklukkan puncak Semeru ini.
5. Danau Ranu Kumbolo

Sebelum anda berhasil menaklukkan puncak Semeru, sebelumnya anda harus mengunjungi obyek wisata satu ini yaitu Danau Ranu Kumbolo. Danau ini berada di lereng Gunung Semeru, dan merupakan tempat pengambilan air yang terakhir sebelum para pendaki melanjutkan perjalanan menaklukkan puncak Semeru, karena setelah perjalanan melewati danau ini anda tidak akan menemukan lagi sumber mata air sampai puncak nantinya.
Selain kelima  di atas, ada lagi satu pantai yang terletak di Lumajang yaitu Pantai Bambang atau dalam Bahasa Jawanya Segoro Bambang. Pantai ini berada di Desa Bago, Kecamatan Pasirian, ya kurang lebih 24 km dari pusat kota Lumajang. Jika anda berada di pantai ini sebaiknya berhati-hati karena ombak di Pantai Bambang ini tergolong besar, mencapai 3 meter.

No comments:

Post a Comment